Berita Jambi
Ini Kata Haryadi Pakar Ekonomi Jambi Soal Kebijakan Menteri Perdagangan Menaikkan Harga Sawit
Pakar ekonomi mengomentari Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan telah mengambil kebijakan untuk menaikkan harga Tandan Buah Segar (TB
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pakar ekonomi mengomentari Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan telah mengambil kebijakan untuk menaikkan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di harga Rp 2.000-an dalam satu pekan kedepan.
Guru Besar Ekonomi Unja, Haryadi, mengatakan kebijakan Mendag tersebut hanya sebuah bentuk perhatian terhadap anjloknya harga TBS akhir-akhir ini.
"Harga TBS anjlok berdampak langsung terhadap petani, ini bermula ketika ada pelarangan ekspor terhadap minyak sawit. Jadi itu bentuk perhatian dari mendag," kata Haryadi kepada Tribun, Selasa (2/7/2022).
Lebih lanjut ia menerangkan, kebijakan tersebut hanya berdampak dalam jangka pendek.
Menurutnya saat ini negara-negara luar telah membuat kebijakan untuk mengurangi penerimaan dari bahan baku sawit yang membuat penawaran akan lebih tinggi dari penerimaan.
"Persoalannya bukan menaikkan atau menurunkan, tetapi paling penting itu harus dihitung betul berapa harga TBS yang layak. Sekarang ini permintaan sawit dunia lagi menurun karena ada kebijakan negara-negara di dunia ini menurunkan konsumsi produk-produk yang berasal dari sawit terutama minya sawit," ungkapnya
Ia mengatakan perubahan frekuensi pajak yang sebelumnya dua bulan menjadi dua minggu, tidak terlalu berdampak karena permintaan produk asal sawit negara-negara dikurangi.
Haryadi mengatakan untuk keberlangsungan jangka panjang, pemerintah harus melakukan diversifikasi produk turunan dan mengundang investor untuk mengembangkan produk turunan dari sawit di Indonesia.
"Berdasarkan data, itu ada 144 produk turunan sawit di dunia ini, Indonesia baru 23 produk turunannya, ini kan perlu diversifikasi, Indonesia kan punya potensi. Jadi jangan produk mentahnya," jelasnya.
Dikatakannya lagi, kebijakan Zulhas tersebut dapat mengakibatkan TBS menumpuk di pabrik sehingga pabrik bisa melakukan penutupan penerimaan TBS sementara.
"Itu solusi jangka pendek, ketika pabrik melakukan stop penerimaan buah sementara harganya kembali turun, itu salah satu solusi yang menimbulkan dampak lain. Seperti Jambi misalnya, nomor 6 terluas lahan sawit di Indonesia. Oleh karena itu saya menghimbau pemerintah mengundang investor ke Jambi untuk mengolah produk-produk turunan dari sawit ini. Jangan berpikir hanya menjual CPO saja tapi bagaimana mengolah CPO itu menjadi produk-produk turunannya lagi sehingga harga naik," tutup Haryadi
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Tonton Video Polisi Asal Jambi Tewas Ditembak di Jakarta, Kondisinya Tragis
Baca juga: Cegah DBD, Wakil Walikota Jambi Ajak OPD Lakukan Gerakan Abatetisasi dan Gotong Royong
Baca juga: Empat Bulan di Liga Jepang, Pratama Arhan Hanya Tampil Sekali untuk Tokyo Verdy di J2 League
Baca juga: Nathalie Holscher Bantah Jalan Bareng Sule dan Ferdi: Itu Video Lama