72 Jam Operasi, Bayi Kembar Siam Menyatu di Kepala dan Otak Asal Brazil Dipisahkan
- 27 jam melakukan operasi, ahli bedah London dan Rio de Janeiro yang berkoordinasi menggunakan headset VR, berhasil melakukan operasi bayi kembar sia
TRIBUNJAMBI.COM - 27 jam melakukan operasi, ahli bedah London dan Rio de Janeiro yang berkoordinasi menggunakan headset VR, berhasil melakukan operasi bayi kembar siam.
Bayi kembar siam asal Brasil itu menyatu di bagian kepala dan otak.
Bayi siam tersebut bernama Bernardo dan Arthur Lima yang berusia tiga tahun.
Mereka dikategorikan sebagai kembar craniopagus, kondisi langka dengan tengkorak mereka menyatu.
Mereka bertahan dalam kondisi kepala menyatu selama hampir empat tahun.
Selama waktu itu pula, mereka menghabiskan sebagian besar hidup di rumah sakit Rio de Janeiro yang dilengkapi dengan tempat tidur khusus.
Dikutip dari BBC, keduannya menjalani operasi di Rio de Janeiro, Brasil, dengan arahan dari Rumah Sakit Great Ormond Street di London pada Senin (1/8/2022).
Proses operasi dilakukan secara virtual atau menggunakan proyeksi Virtual Reality (VR).
Para ahli bedah London dan Rio de Janeiro saling berkoordinasi menggunakan headset VR.
Baca juga: Update Keracunan di Tebo, Pasien Bertambah Jadi 154 Orang
Baca juga: Natasha Wilona Terinspirasi dengan Felicya Angelista dan Hito Caesar: Mau Punya Pasangan Begitu
Sehingga mereka bisa berada di ruangan yang sama satu sama lain meskipun terpisah 6000 mil.
Tim menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menguji coba teknik menggunakan proyeksi VR ini berdasarkan pemindaian CT dan MRI.
Ahli bedah saraf Inggris di Great Ormond Street Noor ul Owase Jeelani menyebut operasi ini salah satu proses pemisahan paling rumit yang pernah dilakukan.
"Anda dapat membayangkan betapa meyakinkannya hal itu bagi para ahli bedah."
"Dalam beberapa hal, operasi ini dianggap sebagai yang tersulit di zaman kita, dan melakukannya dalam virtual reality benar-benar merupakan pekerjaan manusia di Mars," kata Jeelani, Selasa (2/8/2022).
Jeelani menyebut, operasi ini pertama kalinya ahli bedah di negara yang berbeda mengenakan headset dan beroperasi secara virtual.