Perang Rusia Ukraina
Negosiasi Buntu, Dua Tentara Bayaran AS yang Tertangkap Rusia Terancam Hukuman Mati
Artikel ini membahas dua tentara bayaran asal Amerika Serikat yang membela Ukraina terancam hukuman mati.
TRIBUNJAMBI.COM - Negosiasi buntu, kini dua tentara bayaran asal Amerika Serikat yang membela Ukraina terancam hukuman mati.
Padahal jika negosiasi berhasil maka dua tentara bayaran asal AS itu berpeluang selamat dari hukuman mati.
Baru-baru ini negosiasi antara AS dan Rusia soal dua tentara bayaran itu gagal.
"Sejauh yang saya pahami, diskusi gagal berkembang," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menanggapi pertanyaan TASS, Jumat (8/7/2022).
Kata Ryabkov AS sebelumnya mengirim semacam sinyal, sebagian besar menekankan bahwa orang-orang ini harus dianggap sebagai pejuang di bawah Konvensi Jenewa dan kewajiban yang sesuai harus diterapkan kepada mereka.
Di sisi lain keberadaan tentara bayaran di Ukraina menjadi masalah penting bagi Rusia dan hubungannya dengan AS.
"Keadaan munculnya tentara bayaran dan kehadiran keseluruhan dan kegiatan tentara bayaran asing di pihak Angkatan Bersenjata Ukraina dan batalyon nasionalis adalah salah satu masalah paling serius dalam hubungan kita dengan AS.
Nasib tentara bayaran AS itu diungkap Wartawan militer AS Haley Britzky.
Dia sedih dengan nasib mantan prajurit Amerika Andy Huynh dan Alexander Drueke (veteran perang Irak), yang ditangkap di Ukraina.
Diulas kantor berita PRAVDA, dalam sebuah artikel untuk Tugas & Tujuan menulis tentang veteran tentara Grady Kurpasi, yang hilang di Ukraina minggu lalu.
Reporter mengutip anggota Dewan Hubungan Luar Negeri Thomas Graham, yang mengatakan bahwa penangkapan dua orang Amerika akan mencegah orang asing lainnya bepergian ke Ukraina.
"Pesannya adalah: Jangan datang ke sini dan bertempur di pihak Ukraina, dan membunuh tentara Rusia atau membunuh sekutu Rusia dari Donetsk dan Luhansk, ada harga yang harus dibayar jika Anda tertangkap," kata Graham.
Sementara itu Pakar lain yang diwawancarai Britzky mengatakan bahwa status sukarelawan yang termasuk dalam Konvensi Jenewa bisa ""sangat dipertanyakan" jika mereka hanyalah warga sipil dari negara lain yang bergabung dalam pertempuran."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada NBC News bahwa kedua orang Amerika itu adalah "tentara keberuntungan" - tentara bayaran yang harus "mempertanggung jawabkan atas kejahatan yang telah mereka lakukan."
Tentara AS Terancam Hukuman Berat