Berita Nasional

Kisah Anies Baswedan Hidup Susah Pernah Terima Bansos dan Banyak yang Merendahkan

Apa yang dialami Anies Baswedan itu dijadikan modal untuk menerbitkan kebijakan kala menjadi gubernur

Editor: Rahimin
istimewa
Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network 

TRIBUNJAMBI.COM – Siapa sangka kalau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah hidup susah.

Anies Baswedan pernah hidup susah dan mengandalkan bantuan keluarga bahkan menerima bantuan sosial.

Anies Baswedan pernah hidup pas-pasan saat tinggal di luar negeri.

Bahkan, Anies Baswedan pernah mendapat banyak perlakuan yang bernada merendahkannya.

Apa yang dialami Anies Baswedan itu dijadikan modal untuk menerbitkan kebijakan kala menjadi gubernur, yang berpihak pada kalangan bawah.

Kisah itu Anies Baswedan ungkapkan saat jamuan malam dengan Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network beserta jajaran di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka  Selatan, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Zulkifli Hasan, Puan Maharani dan Anies Baswedan Masuk Radar Calon Presiden dari PAN

Menu nasi goreng bungkus disajikan di ruang jamuan, di lantai dasar, seberang ruang kerja Gubernur DKI Jakarta.

Sore sebelumnya, Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network juga di Balai Kota.

“Saya coba refleksi ke belakang. Saya pernah tinggal di luar negeri. Ingat tinggal, beda dengan berkunjung ya. Sebagian saya mengalami hidup susah. Mendapat bantuan saudara-saudara, atau keluarga, juga mendapat bantuan sosial. Pernah tinggal di rumah sempit, ukuran sekira ruangan inilah,” kata Anies Baswedan sembari menunjuk ruangan ukuran kira-kira 4 x 6 meter.

Tinggal Lama di Luar Negeri

Diketahui, Anies Baswedan pernah mengenyam pendidikan di bangku SMA dan perguruan tinggi di negara lain. Pernah tinggal lama di Amerika Serikat. Paris, Prancis dan Tokyo, Jepang.

Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network
Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network (istimewa)

“Saya tidak pernah cerita ini. Khawatir dikatain (mentang-mentang, Red). Saya perlu sampaikan, saya tinggal, berdomisili di negara lain, bukan sekadar berkunjung,” katanya.

Anies Baswedan perlu menyampaikan hal itu agar orang lain dan masyarakat memahami posisi dan kebijakan publik yang diambil sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Selain hidup susah cucu dari Pahlawan Nasional, Abdurrahman Baswedan atau A.R. Baswedan, itu bercerita hidup dengan komunitas Pemuda Kristen di Amerika.

Bergabung dalam komunitas  tersebut, Anies Baswedan mendapat manafaat pertemanan antara lain olahraga bersama.

Pengalaman hidup di luar negeri itu, Anies Baswedan jadikan sebagai pertimbangan membangun Jakarta.

Misalnya, memberi pelayanan istimewa kepada orang jompo di Bank DKI, mempermudah pedagang-pengusaha kecil dan mikro masuk komunitas digital.

Selain itu secara fisik, menyangkut pembangunan pedestrian atau kakilima. Semula, pejalan kaki seakan sulit mendapat tempat di Jakarta.

Sebab, paradigma kebanyakan orang, alat transportasi adalah kendaraan bermotor. Jadi pengguna jalan seakan hanya orang berpunya, yang memiliki kendarana bermotor.

Ia juga membangun ukuran hunian. Di Jakarta dan kota lain di Indonesia, ukuran ketinggian hunian rata-rata pendek kurang dari 3 meter, sehingga sumpek. Penat.

Baca juga: Pengamat Soroti Peluang Besar Tri Rismaharini Gantikan Anies Baswedan Dibanding Gibran

Kini, Anies Baswedan menggagas rumah susun setinggi lebih dari 4 meter.

“Ini berangkat dari fakta waktu pandemic, rumah sempit sangat menyiksa. Ibu memasak, anak belajar daring, bapak merokok. Ini membuat tidak sehat. Sekarang kami bangun rusunawa setingg 4 meteran. Sebentar lagi selesai,” katanya.

Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network
Anies Baswedan menjadi pembicara kunci talkshow nasional Jakarta Kota Global yang diselenggarakan Warta Kota – Tribun Network (tribunnews)

Awasalnya, saat Pemprov DKI membangun pedestrian Jakarta, terkesan memperluas areal untuk kakilima dan mempersempit jalan raya untuk pengguna kendaraan. Rupanya program itu dilakukan untuk memberi ruang kepada masyarakat pejalan kaki.

Pemprov DKI Jakarta juga memperluas atau memperbarui taman-taman kota dengan prinsip menjadi park, yaitu taman sekaligus tempat bermain masyarakat umum. Bukan park, tempat indah untuk jadi tontontan.

“Sekarang, banyak taman. Target kami, dalam jarak 800 sampai 1 kilometer harus ada taman. KPI sukses membangun taman, kalua burung semakin banyak hidup di Jakarta. Juga kalua semakin banyak warga bermain di taman,” ujar Anies Baswedan sebagai tekad untuk membangun Jakarta sebagai Kota Global, yang sejajar dengan kota modern dunia.

Jawab Tudingan Intoleran

Suami dari Fery Farhati juga menyinggung tentang tudingan tentang dirinya sebagai intoleran akibat isu politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Setelah hampir lima tahun menjabat, Anies Baswedan meminta masyarakat untuk menunjukkan bukti, bawha kebijakannya hanya menguntungkan sekelompok orang dan merugikan kelompok lain. Ia mengatakan, semua pihak dilayani.

Jakarta Kota Global

Anies Baswedan mengklaim, saat ini Jakarta telah menjadi kota global.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini menyebut, diperlukan proses yang panjang untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang maju dan diakui di dunia internasional.

“Perjalanan Jakarta sebagai kota global ini adalah perjalanan panjang. Kita tidak mendadak jadi kota global, kita pernah menjadi sebuah kota di mana masyarakat dunia berdatangan ke kota ini,” katanya.

Narasumber yang turut mengisi diskusi tersebut adalah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Hj Zita Anjani, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Reda Manthovani, Pangdam Jaya Diwakili Irdam Jaya Brigjen TNI Dr Triadi Murwanto. Kemudian Kapolda Metro Jaya diwakili Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, dan Co Founder dan CEO TITIPKU, Henri Suhardja.

Anies Baswedan mengatakan, saat itu masyarakat dari berbagai belahan dunia terutama Asia datang ke Batavia, yang sekarang disebut sebagai Jakarta.

Aktivitas menggeliat itu terjadi di kawasan Jakarta Utara karena mereka datang melalui jalur laut.

“Mereka datang bekerja dan berkiprah di tempat ini. Kita lalu masuk ke abad 21 dan bagaimana relevasi sebuah kota dengan globalisasi,” ujar Anies.

Baca juga: Keistimewaan Anies Baswedan yang Dinilai Layak Maju di Pilpres 2024

Perkembangan globalisasi ini ditopang oleh perkembangan teknologi. Kecepatan teknologi informasi yang luar biasa ini telah dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang kehidupannya.

“Dalam konteks Jakarta, salah satu ciri sebuah kota global saat ini adalah kemajuan di dalam pengelolaan mobilitas penduduk,” ucapnya.

Menurut Anies, hal yang membedakan masyarakat urban dan plural adalah mobilitasnya. Masyarakat urban cenderung mobilitasnya tinggi, sedangkan masyarakat plural tingkat mobilitasnya lebih rendah.

“Nah begitu sampai pada mobilitas penduduk, sebuah kota akan terlihat sebagai kota global bila penduduknya menggunakan transportasi umum, dan bila negara menyediakan transportasi umum,” jelas Anies.

Karena itu Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya pada awal 2018 lalu secara serius membangun fasilitas transportasi umum. Kehadiran fasilitas publik ini diyakini setara dengan kota-kota global lainnya.

Dengan begitu, penduduk dari kota lain yang juga dari daerah maju merasa tidak ada perbedaan ketika berada di Jakarta. Soalnya segala fasilitas yang baik telah disediakan di Jakarta.

“Ketika sampai pada kesetaraan, ukurannya gampang saja. Kalau ada pengunjung datang ke Indonesia atau datang ke Jakarta berasal dari kota global lainnya, begitu sampai di sini, mereka akan ketemu dengan fasilitas yang sama dengan kota-kota global lainnya,” katanya.

Anies Baswedan mencontohkan, pendatang di Jakarta biasanya akan mencari angkutan umum yang cenderung saling terintegrasi. Sistem transportasi seperti ini bisa mempermudah pendatang untuk menunjang mobilitasnya.

Apalagi pemerintah daerah berencana menerapkan tarif integrasi Rp 10.000 per orang untuk tiga transportasi umum selama tiga jam. Adapun tiga angkutan umum itu adalah Transjakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta.

“Paling gampang begitu datang ke sini, dia akan pindah ke suatu tempat-tempat lain itu biasanya mencari kendaraan umum. Ada atau tidak kendaraan umumnya?terus kalau dia datang ke pusat perpustakaan kebudayaan, standarnya global atau tidak,” katanya.

Saat naik angkutan umum, para pendatang akan menyaksikan jalur pejalan kaki atau pedestrian yang berstandar global. Bahkan salah satu transportasi yang dikelola Pemprov DKI Jakarta dianggap lebih bagus dibanding dari negara asalnya, yaitu Jepang.

“Katanya MRT kami lebih bagus dari Jepang, padahal ini bikinan Jepang. Bukan apa-apa karena Jepang lebih tua umurnya, kalau kami lebih bagus karena muda umurnya,” imbuhnya.

Pengguna kendaraan umum di Jakarta melesat hingga 1 juta orang per hari. Meski begitu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini bermimpi, jumlah penumpang angkutan umum bisa tembus 4 juta orang per hari.

Baca juga: Pengamat Prediksi Prabowo Dukung Anies Baswedan dan AHY di Pilpres, Ini Alasannya

“Penggunaan kendaraan umum di Jakarta tahun 2017 itu 350.000 orang per hari, lalu di tahun 2020 itu jadi 1 juta orang per hari. Lompatannya tiga kali lipat, itu artinya masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” kata Anies.

Provinsi DKI Jakarta kini dikenal sebagai kota global. Daerah yang menjadi pusat pemerintahan, teknologi, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial-budaya dan sebagainya ini telah membuat Super Apps Jakarta Kini (JAKI).

Anies Baswedan mengatakan, pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu indikator Ibu Kota menjadi kota global. Sebagai contoh, SuperApps JAKI yang telah dilengkapi berbagai fitur pelayanan publik.

“Super Apps JAKI memiliki fitur-fitur yang membantu kebutuhan warga dan ini diiringi dengan sistem internal kami. Kalau ada laporan pohon tumbang masuk, dikasih jeda waktu berapa jam harus beres,” kata Anies. (faf/m26/m36/amb)

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved