Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Penebus yang Hidup
Bacaan ayat: Ayub 19:25 (TB) Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Oleh Pdt Feri Nugroho
Penebus yang Hidup
Bacaan ayat: Ayub 19:25 (TB) Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Ide tebusan sebenarnya bertebaran di sekitar kita. Mereka yang terhubung dengan penggadaian, tahu persis makna dari tebusan. Seorang yang memerlukan sejumlah uang akan datang ke penggadaian dengan membawa barang.
Barang tersebut ditaksir harganya, ditinggal di penggadaian dan ia akan pulang dengan sejumlah uang. Barang hanya akan kembali ketika pemilik membawa uang tebusan, sejumlah uang yang disepakati untuk dibayarkan dan barang akan kembali menjadi miliknya.
Pahamkah kita, bahwa dosa telah membuat kehidupan kita tergadai? Yang tergadai adalah hidup itu sendiri. Artinya, sebenarnya dosa telah membuat kehidupan itu berubah menjadi mati. Ini ditandai dengan terusirnya manusia dari Eden sebagai tanda bahwa manusia telah terpisah dari Allah yang hidup dan satu-satunya Sumber kehidupan.
Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, hidupnya tergadai dan berada pada kondisi tidak selamat.
Jika Allah masih mengijinkan manusia untuk hidup, dimana Adam dan Hawa masih hidup dan berumur panjang, karena Allah merancang untuk menyelamatkan melalui karya penebusan.
Ayub dalam pergumulannya tentang penderitaan, menginspirasi kita dengan pernyataan bahwa "Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu."
Pertanyaan besarnya adalah, siapa yang bisa menebus dan tetap hidup? Bukankah untuk menebus itu harus mati? Karena yang ditebus itu telah mati.
Manusia mati karena dosa dan yang mau menebus harus mati untuk menyelesaikannya. Bayang-bayang penebusan telah ada dalam catatan Alkitab.
Daun pohon ara tidak bisa menutupi ketelanjangan manusia; dan digantikan dengan kulit binatang oleh Allah. Korban bakaran sebagai tanda pendamaian dengan Allah mengindikasikan bayangan tebusan semakin kuat.
Ritual penyembelihan domba darahnya yang dipercikkan, semakin meyakinkan bahwa ide tebusan menjadi fokus utama dalam karya penyelamatan.
Ayub melompat jauh ke masa depan tentang penebus yang hidup. Penebus yang tetap hidup meskipun sudah mati dalam karya penebusan. Satu-satunya yang hidup dan tidak mati hanyalah Allah yang menciptakan langit dan bumi. Klimaks penebusan terjadi ketika Yesus mati di kayu salib dan bangkit kembali.
Sebuah penebusan yang sempurna dan tidak bercacat di hadapan Allah.
Dunia sarat dengan ide bahwa keselamatan bisa dicapai dengan melakukan kebaikan. Persoalannya, apakah itu memberikan jaminan? Seberapa banyak kebaikan yang harus dikumpulkan untuk membereskan dosa? Dosa itu persoalan serius, karena tentang kehidupan yang hilang ditelan oleh kematian.
Syukur kepada Allah bahwa dalam Yesus ada tawaran tentang Penebus yang Hidup. Berabad-abad sebelumnya Ayub telah mengumandangkan tentang Penebus yang Hidup dan tergenapi dalam Yesus Kristus.
Alangkah indahnya hidup dalam jaminan yang demikian. Sudah selayaknya jika hari ini kita menjalani kehidupan dengan rasa syukur dan pengharapan. Amin
Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam