Smart Mom
Smart Mom Jambi, Pentingnya Peran Orang Tua dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme ke Anak
Peran orang tua dan guru dalam memupuk jiwa nasionalisme untuk anak sangat penting dimana guru merupakan ujung tombak pendidikan dan tanpa peran orang
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Peran orang tua dan guru dalam memupuk jiwa nasionalisme untuk anak sangat penting.
Di mana guru merupakan ujung tombak pendidikan dan tanpa peran orang tua apa yang sudah diajarkan juga sulit melekat.
Menurut Siti Aisyah M Pd Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Jambi, dosen di Institut Agama Islam Muhammad Adzim mengatakan menanamkan jiwa nasionalis harus sejak dini dan peran orang tua sangat penting.
Seperti yang selalu ia tanamkan pada anak-anak M Rivan Rosyadi (27) Vina Nabila (24) dan Maria Fauza Fadhilah (12).
"Menurut saya, baik orang tua maupun guru memiliki tanggung jawab membentuk anak-anak," jelasnya.
Menurutnya peran guru di sekolah seperti mengenalkan sejarah kepada anak-anak khususnya sejarah daerah sendiri dan dikemas dengan kegiatan menarik bagi anak-anak.
"Biasanya di sekolah ada pengenalan budaya daerah, seperti hari-hari besar nasional anak-anak diminta memakai pakaian daerah, tari-tarian daerah yang juga dikenalkan. Selain itu juga mengenalkan makanan, pakaian, bahasa dan lagu-lagu," tambahnya.
Selain peran guru, peran orang tua juga sangat penting dalam menanamkan jiwa nasionalis.
Menurutnya generasi muda sekarang jiwa nasionalis dan cinta negara menurun, ini membuktikan peran orang tua juga menentukan
"Tidak bisa hanya guru saja, peran orang tua sama pentingnya, kalau saya biasnaya libur semester ajak anak-anak ke tempat sejarah seperti candi atau ke tempat lainnya," lanjutnya
"Sekarang nasionalis dan cinta negara nurun dan banyak budaya luar yg masuk, yang juga turut mempengaruhi anak-anak," jelasnya.
Untuk smart mom Siti Aisyah menanamkan rasa cinta kepada tanah air dirumah bisa dengan hal yang sederhana.
"Jangan sampai kita meluapkan sejarah, salah satu cara saya menanamkan rasa cinta kepada tanah air dengan cara berbahasa daerah. di keluarga saya bahasa daerah d pakai di rumah juga, meskipun terkadang anak-anak tidak bisa tapi setidaknya mereka fahal, tapi Alhamdulillah anak saya bisa semua," tambahnya.
Tidak hanya bahasa, makanan juga harus dikenalkan, mulai dari memasaknya dan membuatnya hingga jadi.
"Meskipun mereka mengenalkan makanan moderen, tidak melupakan makanan daerahnya. kita tidak menutup diri untuk mengenal makanan lain tapi jangan melupakan budaya kita," lanjutnya