Ritual Mandi Buddha Rupang Dalam Perayaan Waisak 2566BE di Vihara Sakyakirti
Rudy Zhang sebagai Ketua Perkumpulan Umat Budha Jambi menceritakan Ritual Mandi Budhha Rupang atau Bandi Budhha.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dalam perayaan Waisak 2566BE di Wihara Sakyakirti, Mandi Buddha Rupang juga merupakan bagian dari perayaan Waisak.
Rudy Zhang sebagai Ketua Perkumpulan Umat Budha Jambi menceritakan Ritual Mandi Budhha Rupang atau Bandi Budhha.
"Sebelum mencapai gelar Budha sewaktu kecil namanya pangeran Siddhartha," jelasnya.
"Dalam ritual Mandi Budha Rupang diceritakan kisah kelahiran Budha, saat Budha lahir dia lagsung bisa melangkah 7 langkah dia menunjukkan bahwa aku adalah raja dunia dan setiap langkahnya tumbuh bunga," sambungnya.
Dalam ritual Mandi Buddha Rupang, umat mengambil 3 canting air untuk memandikan Budhha.
"Ritualnya kita memandikan Budhha 3 canting, Membersihkan 'loba, dosa, moha' untuk loba artinya Membersihkan keserakahan dalam diri, Dosa yaitu membersihkan kebencian yang ada, dan moha yaitu membersihkan kebodohan, kegelapan batin atau ketidak tahunan," pungkasnya.
Baca juga: Makna Siripada Puja dan Bunga Teratai dalam Waisak 2022/2566 BE
Baca juga: Polda Jambi Kerahkan Ratusan Personel untuk Amankan Hari Raya Waisak 2566 BE
Baca juga: Perayaan Waisak 2022/2566 BE di Vihara Sakyakirti Jambi, Umat yang Datang di Luar Perkiraan
baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
