Perang
Rahasia Orang Jerman yang Jadi Intel Uni Soviet Hampir Bikin Pecah Perang 4 Negara jelang PD 2
Jelang Perang Dunia 2 (PD 2), banyak kekuatan besar dunia sedang mengerjakan kemajuan dalam bidang nuklir.
TRIBUNJAMBI.COM - Jelang Perang Dunia 2 (PD 2), banyak kekuatan besar dunia sedang mengerjakan kemajuan dalam bidang nuklir.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, dan Uni Soviet, ketiganya memiliki kesadaran yang tajam tentang potensi senjata nuklir selama tahun 1930-an, saat pengujian telah mengungkapkan potensi ledakan.
Alhasil, semua pihak diam-diam bekerja untuk menemukan kunci persenjataan nuklir.
Keamanan adalah yang paling penting dalam pengerjaan itu, dan tidak ada pihak yang mau berbagi apa yang mereka pelajari.
Tidak heran, banyak negara yang berusaha mendapatkan rahasia tentang program nuklir negara lain.
Kondisi itu membuat mereka mempekerjakan lusinan mata-mata dengan harapan mendapatkan sekilas pengetahuan tentang kemajuan ilmiah dari musuh mereka atau bahkan sekutu mereka sendiri.
Di antara mereka ada Klaus Fuchs, seorang fisikawan asal Jerman yang terbukti menjadi mata-mata atau intel Uni Soviet.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Rabu (6/4/2022), dia berhasil memberikan rahasia ke beberapa negara bagian.
Klaus, meskipun lahir sebagai orang Jerman pada tahun 1911, sangat menentang kebangkitan Partai Nazi.
Dia pun melarikan diri ke Inggris pada tahun 1933.
Saat ia bekerja di Inggris, dia sadar tidak bisa kembali ke Jerman.
Jadi, Klaus Fuchs mengajukan permohonan untuk kewarganegaraan Inggris.
Namun perang telah pecah antara Jerman dan Inggris.
Karena Klaus adalah orang Jerman, dia dikirim ke kamp interniran di Quebec, Kanada.
Ini dilakukan sebagai tindakan untuk mencegah operator musuh Jerman bertindak di dalam perbatasan Inggris.