Berita Tanjabbar
Sajian Maket dan Musik Bernuansa Melayu Islami dalam Festival Arakan Sahur di Kuala Tungkal
Festival Arakan Sahur Kuala Tungkal Tahun 2022 yang dilaksanakan pada 16 dan 23 April diikuti oleh 10 Peserta yang berasal dari pemuda masjid dan kelo
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Festival Arakan Sahur Kuala Tungkal Tahun 2022 yang dilaksanakan pada 16 dan 23 April diikuti oleh 10 Peserta yang berasal dari pemuda masjid dan kelompok seni di wilayah kota Kuala Tungkal.
Dalam penampilan yang disuguhkan, para peserta menyajikan desain-desain maket (gerobak) yang menarik sesuai dengan ciri khas atau kreasi masing-masing peserta.
Sebagian besar hiasan maket bernuansa melayu, religi, ramadan, islami. Seperti contohnya tim yang berasal dari pemuda masjid biasanya mendesain maketnya dengan hiasan miniatur masjid, desain Al-Qur'an raksasa dan hiasan yang bernuansa islami lainnya. Seperti yang ditampilkan oleh Tim Pemuda Panglima Ujung dan tim Remaja Masjid Nurul Iman.
"Konsepnya kalau kita di Kuala Tungkal kebanyakan konsep melayu, jadi rata-rata semua peserta pasti melayu," ujar Ewa Rahmatullah, Ketua tim Remaja masjid Nurul Iman, Minggu, (24/4/2022) dini hari.
Namun juga ada beberapa peserta yang menampilkan maket secara dengan memanfaatkan kearifan lokal, seperti tim masjid Darussalam yang memanfaatkan nampah untuk menghiasi maketnya, ada juga tim Bronut yang menampilkan konsep naga, cempakul dan burung elang di maketnya.
"Kita mengusung budaya kearifan tepian sungai, Cempakul ini merupakan ciri khas kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), tentunya ikan glodok atau yang dikenal ikan cempakul," ujar Fazri, Founder Bronut Tourism.
Selain itu untuk musik yang ditampilkan merupakan kreasi yang diciptakan sendiri dengan memadukan musik-musik tradisional seperti melayu, jawa, bugis, banjar dan musik tradisi lainnya.
"Untuk musik kita campur, karena Kuala Tungkal identik dengan kota besame, jadi beranekaragam, ada jawa, bugis, banjar dan lain-lain," ucap Fazri.
"Kalau musik random, melayu, semua masuk, kolab dengan jawa," kata Ewa Rahmatullah.
Ditambahkan Ewa, untuk Musik yang ditampilkan kebanyakan adaptasi dari musik lain yang ia lihat di youtube dan kemudian di aransemen menyesuaiakan ciri khas Kuala Tungkal.
Sedangkan alat musik yang dibawa dan dimainkan berupa lonceng atau besi tua, bambu, kelontokan, bedug, gong, kulintang, arumba, kayu, simbal, darabuka, seruling dan beberapa lainnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Diguyur Hujan, Penutupan Festival Arakan Sahur Kuala Tungkal Tetap Berlangsung Meriah
Baca juga: Warga Kuala Tungkal Tumpah Ruah ke Jalan Saksikan Festival Arakan Sahur 2022
Baca juga: Bronut Hadirkan Konsep Tepian Sungai di Festival Arakan Sahur 2022 Kuala Tungkal