Ramadan 2022 di Jambi

Mutiara Ramadan: Mari Berlomba-lomba Bertobat di Bulan Suci Ini

Berita Tanjabtim-Mutiara Ramadhan dengan tema Bulan Ramadhan Momentum Meraih Ampunan Allah, bersama Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Nani Rachmaini
Abdullah usman/tribunjambi
Baharudin dosen UIN Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Mutiara Ramadhan dengan tema Bulan Ramadhan Momentum Meraih Ampunan Allah, bersama Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sultan Taha Saifuddin Jambi, Baharudin.. 

Dengan tema : Bulan Ramadhan Momentum Meraih Ampunan Allah

Oleh : @baharudin13

Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

 UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks. Manusia dianugerahi unsur-unsur immaterial yang lengkap, yaitu: ruh, akal, hati, dan nafs (syahwat dan ghadlab) yang terbentuk dalam satu kesatuan yang disebut jiwa (soul). Dari komponen immaterial ini, manusia hakikatnya adalah sebagai makhluk spiritual. 

Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Sehingga gejolak dalam diri manusia pun tak dapat dihindari. Karena kehendak akal tidak mesti sejalan dengan kehendak nafsu. Oleh karena itu, dapat dipastikan selalu terjadi perang sengit antara nafsu dengan akal untuk memperebutkan hati sang majikan (manusia). 

Jika akal dibekali dengan ilmu dan pengetahuan agama, memenangkan dan mendapat simpati dari hati, maka ia akan mendapat jalan yang benar. Namun jika nafsu yang memenangkan simpati hati maka di sini manusia sering terjebak dalam kesalahan. Sehingga Rasulullah Saw., mengatakan. 

 “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139).

Manusia merupakan perpaduan dari dua unsur utama (nafsu dan akal) tidak mungkin bisa luput dari kesalahan sepanjang hidupnya. Allah Swt., dengan rahmat-Nya memberikan jalan keluar bagi manusia saat terlanjur melakukan suatu kesalahan, yaitu taubat, agar bisa kembali ke jalan yang benar. 

Perintah bertaubat disebutkan berkali-kali oleh al-Qur’an. Kata taubah beserta derivasinya berulang sebanyak 85 kali dalam al-Qur’an, sebagian berbentuk komunikasi langsung, sebagian lagi berbentuk narasi (cerita). Beberapa ayat menjelaskan tentang taubat yang diterima oleh Allah SWT. dan sebagian yang lain menegaskan taubat yang tidak diterima. 

Jika kita cermati dengan baik ayat-ayat al-Qur’an tersebut, taubat tersusun dari empat unsur penting, yaitu penyesalan, segera menghentikan maksiat, memohon ampunan, dan tekad kuat untuk tidak mengulangi lagi di masa depan. Dari ayat-ayat yang lain penulis berhasil menyaring dua syarat taubat, yaitu taubat harus segera dilakukan dalam waktu dekat dalam arti yang sebenar-benarnya (tidak boleh ditunda-tunda) dan harus disertai meningkatkan amal-amal saleh.

Dosa sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah ibarat noda hitam di dalam hati. Kian banyak noda hitam dalam hati, maka hati bisa menjadi hitam legam dan kelam. Sinarnya, bukan hanya redup,tapi gelap. Cahayanya tertutup oleh titik-titik noda yang menjadikannya tak mampu lagi memandang dan menimbang kebenaran.Bila seseorang melepaskan diri dari dosa, memohon ampun dan bertobat, hatinya akan cemerlang seperti semula. Tapi bila ia mengulangi perbuatan dosa, maka noda hitam itu akan bertambah hingga meliputi hatinya.

Oleh karena itu, di bulan Ramadhan yang disebut juga dengan bulan ampunan (maghfirah) ini, mari kita jadikan bulan ini momentum berlomba-lomba untuk bertaubat meraih ampunan Allah SWT. Bertaubat tidak harus menunggu dosa besar. (*)

Simaklah berita-berita terbaru Tribunjambi.com melalui Google News 

Baca juga: Mutiara Ramadan, Mensyukuri Nikmat yang Diberikan Allah Swt

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved