Pemilihan Presiden
Peneliti Ungkap Tiga Faktor Elektabilitas Prabowo Subianto Selalu Stabil di Posisi Atas
Lembaga Survei Jakarta (LSJ) menjelaskan alasan mengapa elektabilitas Prabowo Subianto selalu di posisi atas.
TRIBUNJAMBI.COM - Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto selalu stabil berada di posisi teratas.
Prabowo Subianto selalu di posisi atas dalam berbagai hasil survei sejumlah lembaga.
Lembaga Survei Jakarta (LSJ) menjelaskan alasan mengapa elektabilitas Prabowo Subianto selalu di posisi atas.
Dalam surveri terbarunya, 27,2% responden memilih Prabowo, sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masing-masing meraup 16,3% dan 15,6%.
Peneliti senior LSJ Fetra Ardianto bilang, ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo Subianto cenderung stabil di papan atas.
Pertama, publik menganggap Menteri Pertahanan (Menhan) itu sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki kinerja terbaik.
"Sebagaimana dirilis berbagai lembaga riset, Prabowo Subianto adalah menteri dengan kinerja terbaik di atas menteri-menteri lain yang kinerjanya juga baik, seperti Sandiaga Uno, Sri Mulyani, Nadiem Makarim, dan Erick Thohir," kata Fetra Ardianto dalam paparan hasil survei LSJ secara daring, Senin (14/3/2022).
Faktor kedua, publik menilai Prabowo Subianto sebagai satu tokoh nasional yang mampu menyelesaikan berbagai masalah nasional pasca-kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Tingkat keyakinan publik terhadap kapabilitas Prabowo Subianto melebihi tokoh-tokoh nasional lainnya," ujarnya.
Faktor ketiga, kompetitor terberat Prabowo Subianto selama ini adalah Jokowi.
Menurutnya Jokowi tidak memungkinan untuk kembali maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lantaran dua kali berturut-turut memenangi kontestasi.
"Sebab itu, Prabowo Subianto menjadi satu-satunya harapan publik untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029," ujar Fetra Ardianto.
Fetra Ardianto menjelaskan, lebih dari 70% menolak masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang.
Padahal, sebanyak 67,4% di antaranya puas dengan kinerja petahana.
"Kinerja Presiden Jokowi selama ini sangat diapresiasi publik luas. Namun, tingginya tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi ini ternyata tidak bisa dijadikan pembenaran atau justifikasi untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi melalui penundaan Pemilu (Pemilihan Umum) 2024," kata Fetra Ardianto.