Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Pilihlah Berbahagia dalam Tuhan

Bacaan ayat: Mazmur 37:4 (TB) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Pilihlah Berbahagia dalam Tuhan

Bacaan ayat: Mazmur 37:4 (TB) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Bahagia dapat dipahami sebagai keadaan atau perasaan senang dan tenteram. Hal ini biasanya dikaitkan dengan keadaan yang bebas dari hal-hal yang menyusahkan.

Bahagia berarti sedang beruntung, dimana seseorang sedang dalam posisi sangat menyenangkan dalam hidup. Pemahaman ini mengkaitkan bahagia dengan keadaan tertentu yang dapat menciptakan bahagia.

Kenyataannya, hidup sering justru berhadapan dengan situasi diluar kontrol diri sehingga, alih-alih kebahagiaan, justru penderitaan lah yang ditemukan.

Beberapa orang memotivasi diri untuk terus berbahagia meskipun keadaan tidak membahagiakan.

Beberapa orang berhasil bahagia meskipun keadaan tidak membahagiakan, namun yang lain justru semakin tidak menemukan kebahagian.

Bagaimana mungkin untuk memilih bahagia jika tidak ada hal yang bisa mendukung untuk bahagia? Bukankah itu sebuah penipuan terselubung?

Pura-pura bahagia namun nyatanya sedang mengalami kehancuran. Benar juga sebuah ungkapan yang menyatakan 'menangis di antara derasnya derai air hujan'; terlihat bahagia, namun sebenarnya sedang merana dalam tarian.

Pemazmur menyatakan dalam syairnya, 'bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.' Terdapat sebuah gema yang menyatakan carilah kebahagiaanmu pada TUHAN, Ia akan memuaskan keinginan hatimu.

Syair tersebut hendak membawa kita pada pemahaman bahwa sumber kebahagiaan yang sejati sebenarnya hanya ada pada Tuhan; bukan yang lain. Keadaan itu bisa berubah, perasaan itu tidak tetap, berbagai-bagai keberhasilan pun bisa berubah menjadi kegagalan.

Dalam ikatan ruang dan waktu, tidak ada yang kekal.

Semua fana dan akan mengalami perubahan atau pembaharuan berdasarkan konteksnya. Apa yang kita pikir dapat membahagiakan ternyata pada sisi lain mencemaskan orang lain.

Apa yang kita pikir sebuah keberuntungan ternyata celaka bagi orang lain. Situasi ini menuntut kita untuk mencari dan menemukan sumber kebagagiaan kekal dan abadi.

Kebahagiaan yang tidak terikat dalam ruang dan waktu. Kebahagiaan yang hakiki, sehingga dapat dinikmati di sepanjang perjalanan umur kehidupan kita. Kebahagiaan itu asalnya dari Tuhan.

Bagaimana caranya? Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.

Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.

Yakinlah bahwa Tuhan itu Mahakuasa maka Ia pasti akan bertindak.

Ia akan selalu tampil sebagai Pembela yang abadi maka tidak perlu kuatir terhadap segala tindakan jahat orang lain.

Bebaskan diri dari sikap iri hati yang menjadi racun mematikan bagi kehidupan. Iri hati hanya akan membuat kita mati meskipun masih terlihat hidup.

Pilihlah untuk bahagia dalam Tuhan. Dialah sumber bahagia yang sesungguhnya. Percayakan segala hal kepada-Nya.

Dia akan bertindak dengan cara-Nya yang kreatif.
Ya, nantikan Dia..
Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved