Berita Sarolangun
Kisah Unik Aipda Ruslan Polisi Sarolangun Punya Omset Sampai 2 Juta per Hari dari Live Sepatu Bekas
Berita Sarolangun-Pengikut Ruslan Abdul Gani, tidak banyak yang tahu siapa Ruslan sebenarnya. Bahkan beberapa langganan sering penasaran..
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Ruslan Abdul Gani sedang asyik-asyiknya berjualan sepatu second dengan model para pedagang masa kini, berjualan dengan sosial media dari berbagai platform ternama.
Pengikut Ruslan Abdul Gani, tidak banyak yang tahu siapa Ruslan sebenarnya. Bahkan beberapa langganan sering penasaran dengan siapa Ruslan sebenarnya selain menjadi pedagang sepatu second online via live Facebook.
Karena ia berjualan tidak mengunakan embel-embel kepolisian.
Ruslan Abdul Gani (40) adalah anggota Polres Sarolangun, Polda Jambi.
Saat ini Ruslan diamanahkan menjadi Kanit kamsel, Satuan Lalu Lintas berpangkat Aipda.
Sosial media bukan hal baru bagi Ruslan, sebelum berjualan sepatu melalui sosial media Facebook live.

Sejak 2019, ia sudah lama menjadi YouTubers dan menjadi personil humas polres Sarolangun.
Dengan modal pengalaman mengurus sosial media humas polres Sarolangun dan YouTube pribadinya.
Dia nekat banting stir dari YouTubers menjadi penjual sepatu di live Facebook "Ruslan Jepajahh".
Dia menceritakan, pada awalnya sering kali menonton live para pedagang berjualan lewat sosial media dan melihat potensi Sarolangun, provinsi Jambi yang masyarakatnya sering berolahraga.
Namun, di tengah ekonomi masyarakat yang kurang stabil di saat pandemi Covid-19, tampaknya menjual sepatu second menjadi pasar yang menguntungkan dengan harga sepatu second yang bersahabat dan berkualitas.
Cocok untuk dari segala golongan.
"Udah enam bulan lalu berjualan, kita lihat masyarakat seperti butuh sepatu karena masyarakat Sarolangun sering olahraga joging. Dari situ kita coba berjualan sepatu second," ujar Ruslan.
Ruslan berjualan di rumahnya sendiri, beralamat di RT 11 kelurahan Suka Sari, Sarolangun, Jambi.
Satu bulan pertama berjualan kesulitan tentunya dihadapi oleh Ruslan, sebab karena keterbatasan jumlah sepatu yang ia jual.
Ia hanya berani menjual sepatu dengan hanya memposting melalui Instagram dan Facebook tanpa melakukan live.
"Awal-awalnya saya juga suka koleksi sepatu dan beli sepatu second, karena udah kebanyakan, sempat dimarahi istri juga karena banyak sepatu. Karena ada
niat mau jualan dan lihat ada peluang jualan, ya jadi saya jual sepatu saya yang udah banyak dan beli lagi sepatu dengan jumlah yang banyak untuk jualan," kata Ruslan.
Seiring berjalannya waktu, Ruslan menambahkan jumlah stok koleksi dagangannya dengan modal terbatas.
Dari berbagai distributor sepatu, bahkan seluruh distributor dari Medan, Palembang, dan kepulauan Riau telah ia coba hingga ia mendapatkan distributor yang pas yang ia pesan via telepon.
Penjualan sepatu mulai dikenal, lima empat bulan belakangan, mencari penonton live yang ingin membeli sepatu bukanlah hal yang mudah.
Sebab harus ramah dalam melakukan live, seperti berjualan obat.
"Live ini harus banyak omong biar penonton live terhibur dan mau membeli sepatu second dagangan saya," kata Ruslan berbincang dengan Tribun Jambi.
Dia mengatakan, setiap pulang bertugas dinas sebagai polisi lalulintas di Polres Sarolangun, ia pulang ke rumah.
Setelah itu, ia bersiap menyiapkan sepatu yang bakal ia pamerkan kepada para penonton setianya live Facebook miliknya.
"Saya live jualan, setelah pulang pulang dari bertugas. Pulang jam 16:00 dan istirahat bentar langsung saya live sampai sebelum Magrib. Habis Magrib, saya live lagi sampai jam 9 malam, biasa live dua jam. Kalau hari libur live jualan bisa sampai tiga kali,
dari jam 10: 00 WIB sampai siang, sore di sambung, malam lanjut lagi," ungkapnya.
Di saat, live sedang ramai-ramainya pembelian sepatu melalui live dalam satu hari bisa mencapai Rp 2 juta.
Namun dikala sepi, tidak ada sekali pembeli yang membeli sepatu second dagangannya.
Para pembeli sepatu second dagangan Ruslan lebih mendominasi dari luar Provinsi Jambi, karena para penonton live cenderung dari berbagai daerah di Indonesia.
"Keuntungan cukuplah untuk menutupi kebutuhan dapur rumah tangga, hasil tak menentu," katanya.
"Pembeli dari berbagai daerah, dari seluruh pulau di Indonesia pernah beli, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa tenggara, sampai Aceh pernah. Kalau paling banyak yang beli daerah timur Indonesia," sambungnya.
Jenis-jenis sepatu second yang dia jual bervariasi dan terjangkau.
Paling murah ia jual pernah seharga Rp 30 ribu dan yang paling mahal jual Rp 400 ribu merek Nike. Jenis sepatu sport, sepatu kasual, dan sepatu kerja, sepatu kulit, sepatu gunung.
"Ada beragam sepatu yang kita jual, karena kita ambil kampit sortir dari berbagai jenis. Sepatunya sampai ke tangan saya harus dibersihkan dulu, karena banyak kondisi sedikit kotor, saya cuci dengan sabun khusus agar sepatu tidak rusak," sebutnya
Ke depannya, dia berencana bakal mengembangkan sayap berjualan dan memperkerjakan orang lain di usaha yang ia rintis saat ini, di kios Pasar Atas Sarolangun yang tak jauh dari rumah.
"Dalam waktu dekat kemungkinan kita bakal live di tiktok juga dan Instagram," ujarnya.
Baca juga: Jualan Via Live Streaming Facebook, Polisi di Sarolangun Ini Bisa Jual 15 Sepatu Seken Dalam Sehari