Hitung-hitungan Solusi Hunian Vertikal

Permintaan masyarakat di Kota Jambi akan hunian tetap, terus bertambah setiap tahunnya. Kini, pengembang pun juga sudah mulai menyasar daerah pinggiran kota yang dianggap jadi solusi membuka lahan baru dalam pengembangan perumahan.

Namun, wacana Pemerintah Kota Jambi kepada para pengembang untuk melirik pembangunan perumahan vertikal dianggap bisa menjadi solusi di tengah sempit dan mahalnya harga tanah.

Bagi Wali Kota Jambi, Syarif Fasha, hunian vertikal bisa jadi solusi menciptakan agar usia kota berkualitas lebih lama. Inisiasi Pemerintah Kota Jambi akan hunian vertikal ini, merupakan peluang.

Seperti yang disampaikan Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jambi, Raymond Fauzan, bahwa inisiasi membangun perumahan atau hunian vertikal memang sangat baik untuk di masa depan.

Hanya saja, bila berbicara hunian vertikal, Raymond menganggap akan lebih mahal biayanya dari pada hunian tapak. Terlebih, tipikal masyarakat di Jambi bagi Raymond lebih memilih membeli rumah subsidi.

Dari data REI Jambi, sepanjang 2020 realisasi akad kredit untuk rumah komersial mencapai 513 unit rumah, sedangkan subsidi mencapai 5.132 unit rumah.

Angka ini naik dibandingkan 2019 dengan jumlah komersial 503 unit dan subsidi 5.035 unit.  Sementara tahun 2021 hingga Agustus, realisasi rumah subsidi sudah mencapai 2.765 unit, sedangkan komersial 275 unit.

Namun Raymond juga tak memungkiri soal inisiasi hunian vertikal bisa segar di masa depan.

Baca juga: DPD REI Jambi Tanggapi Inisiasi Pemerintah Kota Jambi Tentang Perumahan Vertikal

Baca juga: Ambil Sumpah 195 ASN Kota Jambi, Ini Pesan Syarif Fasha Soal TPP

Pasalnya, Kota Jambi hingga saat ini menjadi lokasi dengan realisasi pembangunan perumahan paling tinggi di Provinsi Jambi dengan angka 70 persen , disusul Kabupaten Muarojambi.

Berkaca dari data DPD REI Jambi soal realisasi pembangunan perumahan di Kota Jambi, tak menutup kemungkinan bahwa hunian vertikal bisa saja terealisasi bila masyarakat Jambi aman, mau dan mampu. (*)