Editorial
Beda Penanganan Omicron
MESKI belum teridentifikasi sebagai varian Omicron, peningkatan kasus Covid-19 di Provinsi Jambi maupun Indonesia saat ini dapat dikategorikan pada va
MESKI belum teridentifikasi sebagai varian Omicron, peningkatan kasus Covid-19 di Provinsi Jambi maupun Indonesia saat ini dapat dikategorikan pada varian ini karena kesamaannya dengan penyebarannya yang cepat di berbagai negara.
Hanya saja, meski telah mencetak penambahan kasus tertinggi pada Sabtu (19/2) di angka hampir 60 ribu, namun publikasinya tidak booming selayaknya varian delta tahun lalu.
Aktivitas masyarakat, baik mobilitas harian maupun aktivitas perekonomian terpantau tetap normal.
Meski PPKM sudah diberlakukan dengan berbagai pembatasannya, razia-razia nyaris tak terpantau. Sebagian sekolah dan perkantoran pun tetap beraktivitas seperti biasa.
Meski ada sekolah tertentu yang memilih opsi meliburkan siswa dan kembali beralih ke online.
Pemerintah Kota Jambi sendiri masih melakukan urung rembug dengan dinas kesehatan dan pendidikan untuk menentukan sikap ke depannya, apakah PBM full yang berjalan saat ini tetap berlanjut atau dihentikan sementara.
Traccing dan tracking pun lebih banyak dilakukan pasien sendiri, setelah mendapati tanda-tanda mengarah ke Covid-19 di klinik-klinik. Setelah dinyatakan positif pun, mereka diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri.
Ada yang kemudian dihubungi pihak puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan pada anggota keluarganya, ada juga yang diminta melakukan tes kembali tiga hari kemudian.
Ada yang kemudian diberikan obat vitamin, ada juga yang tidak.
Perbedaan penanganan pandemi Covid-19 saat ini dibanding dua tahun sebelumnya, memang sangat kentara. Namun, ada beberapa hal menenggarai hal ini.
Baca juga: Ratusan Warga Muaro Jambi Terpapar Covid-19, Kapolres Bilang Gejala Mirip Omicron
Pertama telah tercapainya herd immunity, karena hampir seluruh kota/provinsi 70 persen warganya sudah divaksinasi.
Baca juga: Rencana Pembangunan Gedung Pasar Tradisional Sarolangun Molor Lagi, Covid-19 Jadi Penyebab
Baca juga: Kampus Kembali Kuliah Online Karena Omicron, Ini Tanggapan Mantan Menteri Ristekdikti
Sehingga, jikapun terjadi penyebaran tinggi saat ini angka kesembuhan juga relatif tinggi. Sehingga penangananya sudah dianggap sama dengan penyakit-penyakit lain yang diidap warga.
Sebagai contoh tambahan kasus Minggu (20/2) kemarin sebanyak 48.484 kasus baru corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 32.873.
Meksipun demikian, kasus meninggal juga tetap perlu diperhartikan. Karena rata-rata kasus meninggal perhari sudah lebih ratusan perhari, seperti kemarin di angka 163 orang.
Baca juga: 10 Kabupaten Kota di Provinsi Jambi Ditetapkan Masuk Wilayah PPKM Level 2
Keterlambatan penanganan, komorbid, dan belum divaksin dapat dianggap sebagai penyebab penambahan jumlah pasien yang meninggal.
Untuk itu kewaspadaan untuk terhindar dari virus ini tetap perlu menjadi perhatian. Karena pelaksanaan prokes tetap menjadi tameng utama untuk terhindar dari wabah ini.(*)