Lawan Covid 19
Boleh ke Mal Asal Pakai Masker, Tren Kasus Covid-19 di Jakarta Lewati Puncak
kasus Covid-19 varian omicron masih terus terjadi di Indonesia. Namun demikian pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Infeksi kasus Covid-19 varian omicron masih terus terjadi di Indonesia. Namun demikian pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Menurut Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, meski saat ini masih terjadi kasus penularan Covid-19 varian Omicron, masyarakat bisa menjalani hidup normal.
Syaratnya, tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dan mendapat vaksinasi. ”Kalau Covid naik ya tetap prokes, masker tetap dipakai, vaksin dilengkapi. Kalau sudah dijalani ya tetap hidup normal, boleh kerja, boleh ke mal, tapi jangan lupa sekarang musim Covid pakai masker dan vaksinasinya dikejar,” kata Budi Gunadi saat konferensi pers, Senin (14/2).
Budi memastikan langkah itu juga dilakukan negara-negara lainnya. Ia mencontohkan sama halnya saat musim hujan dan demam berdarah, masyarakat harus mawas diri dengan membawa payung hingga rutin fogging.
Hal tersebut juga berlaku saat musim Covid. Menurutnya, masyarakat bisa hidup normal dalam kondisi apa pun jika telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi yang tepat.
"Banyak yang pertanyakan kita mesti meniru Singapura, Denmark, Inggris. Simpel-simpel saja, kalau sekarang lagi musim hujan dan kita lagi musim flu juga jangan keluar hujan-hujanan.
Kalau keluar hujan-hujanan pakai payung/jas hujan. Tapi apakah kita berhenti enggak boleh kerja ke kantor tau ke mal? Ya enggak, hidup normal aja," kata Budi.
"Contoh kedua sekarang musim demam berdarah, ya kalau bisa jangan keluar sering-sering ke taman. Atau kalau enggak semprot lah rumahnya, tapi apakah kita tidak boleh kerja, hidup, ke mal? Ya enggak, tetap boleh," tegasnya.
Senada dengan Menkes, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan bahwa masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa, asal sudah disuntik vaksin Covid-19 secara lengkap. Dia mengatakan kasus meninggal akibat Corona mayoritas terjadi pada orang yang belum divaksinasi.
Luhut menjelaskan soal 60 persen pasien meninggal akibat Corona varian Omicron merupakan orang-orang yang belum divaksinasi. Dia menyebut pasien meninggal banyak dari orang dengan penyakit penyerta atau komorbid dan lanjut usia.
"Enam puluh persen kalau saya nggak keliru tadi, itu orang yang belum divaksin satu atau dua. Kedua, itu umumnya yang komorbid dan ketiga orang-orang yang sudah tua," ucap Luhut.
Karena itu Luhut meminta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan. Dia mengatakan orang-orang yang sudah divaksinasi Covid-19 secara lengkap dan tidak punya penyakit bawaan tetap bisa jalan-jalan.
"Kalau memang dia sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid, ya, jalan-jalan saja. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan," ucap Luhut.
Luhut juga menceritakan bagaimana sejumlah anggota keluarga hingga sopirnya terkonfirmasi positif Covid-19. Namun tak lama bisa segera kembali sembuh.
"Di kantor saya banyak tes hasilnya positif, termasuk di keluarga saya, anak cucu saya, sopir saya, dan sebagainya. Namun dari pengalaman kita semua, sekeliling kita sama, mereka tidak terlalu lama negatif kembali," kata Luhut.