Kisah Tragis Ayah Erling Haaland, Alf-Inge Haaland yang Kena Tekel Brutal Roy Keane
Alf-Inge Haaland merupakan satu di antara pemain yang sempat bersinar di masa lalu. Ayah bintang Borrusia Dortmund, Erling Haaland merupakan bintang
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Suci Rahayu PK
Dia didiagnosis mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang membuatnya absen hingga akhir musim 1997/1998.
Setelah sembuh, Roy Keane berniat membalas dendam ketika bertemu dengan Alf-Inge Haaland.
Baca juga: Piala Soeratin: Persijam Masuk Final Setelah Kalahkan Persisko dengan Skor Tipis
Pemain Norwegia itu tidak lagi membela Leeds dan sudah bergabung dengan rival sekota MU, yakni Manchester City.
Tekel brutal Roy Keane terjadi ketika derbi Manchester yang mempertemukan dua raksasa Liga Inggris tersebut.
Pada 21 April 2001, Roy Keane melunasi balas dendamnya pada Alf-Inge Haaland.
Kala itu pertandingan masih berlangsung imbang 1-1 dan mulai memasuki menit akhir.
Di menit 85', kaki kanan Alf-Inge Haaland diterjang dengan sepakan tinggi Roy Keane yang membuatnya jatuh terpelanting.
Pelanggaran keras itu membuat Roy Keane mendapat hukuman kartu merah, namun pemain Irlandia itu dengan senang hati keluar lapangan karena telah menunaikan dendamnya sejak lama.
Keane mengaku tidak menyesal melakukan pelanggaran keras terhadap ayah Erling Haaland tersebut.
Baca juga: Update Bursa Transfer Jelang Penutupan - Incaran Arsenal, Chelsea, Man United
Dalam otobiografinya, dia menyebut sudah menantikan sejak lama kesempatan untuk balas dendam itu.
"Saya sudah menunggu sejak lama (kesempatan balas dendam)," katanya, dalam The Autobiography yang terbit pada 2002.
"Saya hantam dirinya dengan keras. 'Rasakan itu, bajingan. Dan jangan coba-coba mengejek kalau diriku tak cedera'," tulis Roy Keane.
Dia tak lagi menunggu wasit menunjukkan kartu (merah) dan langsung berbalik dan berjalan ke ruang ganti.
Keane merasa jika Alf-Inge Haaland pantas mendapatkan itu, namun sepakan horor Roy Keane itu nyatanya membuat karier Alf-Inge Haaland di Liga Inggris hancur.
Meski begitu, dia mengakui bahwa dia tidak ingin meminta maaf atas aksi brutal tersebut.