UMKM Jambi
UMKM Jambi, Berjualan Tepek Ikan Selama 30 Tahun Tidak Terpengaruh Pandemi Covid-19
Tepek ikan menjadi makanan pavorit masyarakat Kota Jambi. Penjualan tepek ikan juga tidak terpengaruh walau pandemi Covid-19
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Najmia atau biasa disapa Wak Mi terlihat sedang sibuk membuat tepek ikan ketika Tribunjambi.com berkunjung kerumahnya.
Di rumah panggung khas masyarakat Jambi Kota Seberang tersebut Wak Mi telah 30 tahun berjualan tepek ikan.
Wak Mi menceritakan, pada saat akan memulai usaha tepek ikan ini 30 tahun yang lalu ada rasa khawatir dan kurang yakin.
"Dulu itu aku tidak yakin tepek ikan ini ada yang mau beli," ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa waktu yang lalu.
Namun, saat ini tepek ikan buatan Wak Mi telah menjadi rujukan banyak orang, khususnya saat hajatan dan lebaran.
Di awal berjualan, Wak Mi menjajakan tepatnya di SD Al Falah yang berlokasi di dekat Masjid 1000 tiang tersebut.
Di temat ini, dia menawarkan tepek ikan kepada wali murid yang sedang menunggu anaknya sekolah.
Guru-guru di sekolah tersebut juga tak luput dia tawarkan.
Setelah memiliki banyak pelanggan di SD Al Falah, Wak Mi terus mengembangkan pasarnya hingga masuk ke beberapa bank yang ada di daerah Pasar Jambi.
Tidak seperti sekarang di mana transportasi darat mudah dijangkau. Dahulu, untuk menjajakan tepek ikan buatanya, Wak Mi harus menyebrangi Sungai Batanghari mengunakan ketek.
Makin banyaknya konsumen setia Wak Mi, saat ini dia tidak harus repot-repot lagi menjajakan tepeknya, setiap hari ada saja yang memesan khusus.
Bahkan beberpa konsumenya ada yang langsung datang kerumahnya.
Di hari-hari tertentu penjualan tepek ikan bisa mencapai 1.000 potong.
"Hari Minggu, bulan Ramadhan dan lebaran pesanan sangat banyak sekali," ujarnya.
Saat ini, Wak Mi tidak hanya menjual langsung ke konsumenya, dia sering mendapatkan order untuk hajatan.