Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap

KABAR Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Heri Prihartono
zoom-inlihat foto Kiper PSMS Medan Tampil Nyentrik, Potret Donny Latuperissa sang Legenda Rap-rap
Dok Bangka Pos
Donny Latuperissa

Akan tetapi, langkah Indonesia menuju Piala Dunia kala itu adalah yang terdekat.

Donny Latuperissa adalah kiper pelapis dalam skuad yang dibawa coach Sinyo Aliandoe, pelatih Timnas Indonesia kala Kualifikasi Piala Dunia 1986, yang rencananya berlangsung di Meksiko.

Sosok Donny dikenal dengan permainan kerasnya, sesuai klub yang menelurkan namanya hingga dikenal publik.

Donny adalah salah satu representasi tim rap-rap (julukan PSMS Medan) tempo dulu, dengan permainan yang lugas.

Donny Latuperissa lahir pada 6 Juni 1963, yang juga merupakan anak dari wasit Indonesia bernama Piet Latuperissa.

Donny merupakan putra keempat dari 7 bersaudara, di mana dua kakaknya yang lain juga pernah berlaga untuk PSMS Medan.

Donny Latuperissa sendiri pemain jebolan asli PSMS Medan dengan gaya main yang terbilang keras.

Dengan postur yang tinggi serta kekar, beberapa pendapat menyebut Donny Latuperissa lebih cocok menjadi seorang petinju ketimbang menjadi seorang kiper.

Perawakannya yang sangar dan kumis nyentriknya selalu menjadi identitas Donny yang sangat khas.

Karier awalnya dia mulai dari PSMS Medan dan menjadi penggawa lini belakang Ayam Kinantan.

Saat bermain untuk PSMS, Donny Latuperissa memiliki pengalaman bergabung bersama sejumlah pemain besar, seperti Jaya Hartono, Fidel Ganis Siregar, Subono AT, Marzuki Nya'mad dalam ajang Suratin Cup 1982.

Meski memiliki kemampuan yang apik, Donny kalah saing dengan Ponirin yang hadir di era yang sama dengannya.

Alhasil, Donny Latuperissa tak menjadi pilihan utama bagi Ayam Kinantan dan lebih sering menghabiskan waktunya di bangku cadangan.

Dia meninggalkan PSMS Medan pada tahun 1983, dan berangkat menuju Persegres Gresik.

Penampilannya baru melejit ketika diboyong Arema pada medio 1980-an dan menjadi pilihan utama bagi skuad Singo Edan (julukan Arema).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved