Berita Sarolangun
Polisi Menilai Sarolangun Butuh Rumah Aman Bagi Korban Rudapaksa dan Aksi Cabul
Berita Sarolangun-Kepolisian Sarolangun mengaku memiliki kendala minimnya fasilitas bagi para korban terkhusus untuk para korban di bawah umur.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Kasus rudapaksa dan pencabulan di Kabupaten Sarolangun belakangan ini tergolong tinggi, kepolisian Sarolangun mengaku memiliki kendala minimnya fasilitas bagi para korban terkhusus untuk para korban di bawah umur.
Hal tersebut dikarenakan belum adanya rumah aman untuk tempat pemulihan psikologis korban yang mengalami tindakan pelecehan seksual dan pencabulan.
Kasat Reksrim Polres Sarolangun AKP Rendie berkata, kendala-kendala yang dihadapi pihaknya, akan dilakukan kerjasama dengan DP3A.
Lanjutnya, untuk psikologi anak, akan dibawa ke jambi. Rumah Aman bagi para korban belum ada di sarolangun, sehingga harus ke jambi. Untuk pembinaan psikoligis para korban pelecehan atau pencabulan.
"Selama ini ketika ada korban, untuk bimbangan psikologis kita bawa ke Jambi. Karena di Sarolangun belum ada rumah aman tersebut," jelasnya.
Rendie menyampaikan, rumah aman sangat dibutuhkan di Sarolangun. Pasalnya setiap adanya kejadian kasus pencabulan terhadap anak, untuk pemulihan psikologis korban itu sangat utama.
"Seperti kejadian baru-baru ini, tingkat pencabulan terhadap anak di bawah umur lumayan marak di Sarolangun. Harusnya Pemkab sudah saatnya untuk memikirkan itu," ungkapnya.
Pihaknya berharap ke depan, rumah aman tersebut bisa segera dibangun di Sarolangun. Kata dia, untuk pelimpahan anggaran pembangunannya memang dianggarkan melalui APBD, bukan dari anggaran polisi.
"Itu membangun rumah aman tersebut, anggarannya dari Pemda," katanya. (*)
Baca juga: Rudapaksa Wanita Berkebutuhan Khusus di Kebun Karet Sarolangun, Kini Korban Hamil Lima Bulan
Baca juga: Kebakaran di Sarolangun, Satu Rumah Panggung dan Empat Sepeda Motor di Mandiangin Ludes Terbakar