Pandangan Pengurus PWNU Jambi Terkait Dua Pandangan Pelaksanaan Muktamar
Berita Jambi-Ia menjelaskan bahwa terkait dengan mukhtamar itu rencana awalnya tanggal 23 sampai 25 Desember. Namun, berhubung ada kebijakan
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) sampai dengan saat ini masih belum diputuskan.
Hal ini karena masih ada dua pandangan terkait dengan pelaksanaan ini. Usman El-Quraisy, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jambi menyebutkam hal tersebut saat dikonfirmasi (27/11).
Ia menjelaskan bahwa terkait dengan mukhtamar itu rencana awalnya tanggal 23 sampai 25 Desember. Namun, berhubung ada kebijakan secara nasional mengenai PPKM Level 3.
Usman menyebut bahwa di sisi lain pihak yang ingin pelaksanaan cepat pasti punya pertimbangan strategis dalam substansi tersebut.
Sementara bagi mereka yang ingin pelaksanaan diundur pasti juga punya nilai plus yang menguntungkan pihaknya.
"Tapi yang jelas konteks NU ini, alim ulama punya komponen besar, dalam subsesi ini tentu akan berbeda dengan subsesi pada umumnya," ungkapnya.
Soal mekanisme dalam pemilihan pengurus kata Usman sesuai dengan mekanisme pemilihan ahlul halli wal aqdi (Ahwa).
Dijelaskan Usman dalam sistem mekanisme untuk memilih Rais Aam terlebih dahulu kemudian baru dilakukan pemilihan ketua harian berdasarkan pungutan suara dari pengurus wilayah dan pengurus cabang tetapi sudah jelas tidak ada yang berubah.
"Muktamar yang berbeda dilakukan disuasana pandemi dan tidak semuanya bisa datang atau bisa ikut langsung memilih. Saya baca informasi terbaru bahwa pelaksanan akan hybrid di empat titik agar tidak terjadi kerumunan ada di Unive Raden Intan, Malahayati dan di pesantren," ungkapnya.
Dijelaskan Usman dalam sistem mekanisme untuk memilih Rais Aam terlebih dahulu kemudian baru dilakukan pemilihan ketua harian berdasarkan pungutan suara dari pengurus wilayah dan pengurus cabang tetapi sudah jelas tidak ada yang berubah.
"Muktamar yang berbeda dilakukan disuasana pandemi dan tidak semuanya bisa datang atau bisa ikut langsung memilih. Saya baca informasi terbaru bahwa pelaksanan akan hybrid di empat titik agar tidak terjadi kerumunan ada di Unive Raden Intan, Malahayati dan di pesantren," ungkapnya.
Terkait dengan calon yang akan maju, kata Usman semuanya punya keunggulan masing-masing. Katanya di NU itu apalagi pemilihan PBNU ada tradisi yang dipegang teguh oleh pihaknya.
"Intinya di NU ini saya menyimak dan melihat sepak terjang selama ini mengarah pada musyawarah mufakat. Tidak etis ada kiai yang kalah dan menang. Kami dari pandangan anak muda NU itu sangat tidak etis. Kami berharap elit NU menemukan win win solution tanpa mengalahkan lain," pungkasnya. (*)
Baca juga: Dua Pandangan Untuk Pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/nahdlatul-ulama.jpg)