Militer Indonesia
Serangan Kilat Kopassus Kejar Xanana Gusmao hingga Lubang Tanah : Jangan Bergerak
Berikut aksi serangan kilat Kopassus kejar Xanana Gusmao di Timor Timor Timor
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) memburu sosok Xanana Gusmao saat terjadi konflik Timor Timur.
Kopassus bergerak cepat menangkap Xanana Gusmao setelah presiden Fretilin Nicolau Lobato tewas.
Mengutip Majalah Commando edisi 04/X/2014, usai presiden Fretilin Nicolau Lobato mati disambar timah panas TNI pada 31 Desember 1978.
Partai garis keras penentang integrasi Timtim ke Indonesia saat itu hanya menyisakan sosok pemimpin di tangan Xanana Gusmao.
Xanana Gusmao dipercaya layaknya si Pitung Betawi yang sulit ditangkap oleh musuh.
Namun anggapan itu tidak berlaku bagi TNI.
Peristiwa ini bermula saat terjadinya serangan kelompok bersenjata di Mercado Baucau pada 5 Oktober 1992 saat berlangsungnya pameran pembangunan dalam rangka HUT TNI, seorang prajurit dari Yonif 315 gugur dan senjatanya dirampas.
Satuan Tugas Pasukan Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus merespon cepat.
Di bawah pimpinan Letkol Inf Mahidin Simbolon, Satgaspassus-X bergerak dengan kekuatan 8 perwira, 12 bintara dan dua tamtama.
TNI awalnya berhasil menangkap seorang jaringan klandesten Baucau-Dili-Manatuto yang ambil bagian dalam penyerangan 5 0ktober 1992, yakni bernama Antonio Anacleto Sera.
Hasil interogasi membawa tim menemui orang kepercayaan Xanana yakni Paulo Alves yang berperan sebagai pembuka jalan jika sedang mengawal pemimpin Fretilin itu.
Sayangnya ketika Paulo hendak digrebek pada 12 November 1992 target berhasil lolos.
Tim frustrasi lantaran operasi penangkapan Xanana terancam gagal.
Titik terang kembali datang saat tim melakukan penelusuran secara estafet pada peristiwa Bunaria Komplek-Same 1990.
Keuletan dan kerja keras tim akhirnya berbuah hasil.
Berdasarkan keterangan seorang estafeta Xanana yakni Yose Tilman alias Akasio, tim berhasil mengendus persembunyian Xanana.
