Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Tuhan Lebih Dahulu Mengampuni
Bacaan ayat ;Matius 6:14-15 (TB) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu
Tuhan Lebih Dahulu Mengampuni
Bacaan ayat ;Matius 6:14-15 (TB) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Oleh Pdt Feri Nugroho

Mengampuni!? Jangan bercanda! Mengampuni itu indah di ide semata. Siapa yang bisa melakukan tindakan pengampunan?
Terlalu banyak persinggungan menciptakan luka hati, akar pahit dalam jiwa, luka menganga yang entah kapan akan tertutup kembali! Jangan munafiklah, siapa yang bisa melakukan tindakan pengampunan?
Luka hati itu lebih awet dari pada luka lutut karena tersandung...!
Mungkin kita menjadi salah satu orang yang paling kesulitan untuk mengampuni. Memaafkan, mungkin lebih mudah dilakukan.
Persoalannya, memaafkan sering hanya kulit semata dari penyelesaian konflik yang pernah terjadi.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Memiliki Hati yang Teguh dan Tangguh
Memaafkan identik dengan meniadakan luka. Membatasi relasi menjadi cara teraman untuk tidak tersakiti.
Namun dalam hati, kesalahan orang lain masih tersimpan dengan rapi, bahkan dalam kado berpita. Simpanan tersebut siap dibuka kembali kalau diperlukan.
Ibarat bara dalam sekam, terlihat tanpa nyala api dan hanya menunggu hembusan angin dan lidah api pun menyala.
Mengampuni akan terasa mustahil dilakukan ketika masih fokus pada diri sendiri, kesalahan orang lain dan orang yang melakukan kesalahan.
Saat fokus pada diri, maka yang terlintas adalah luka hati.
Luka yang menganga menjadi trauma menyedihkan yang menghalangi seseorang untuk sekedar bernafas lega.
Rasanya terlalu sesak, seakan ada beban berat yang menghimpit.
Jika fokusnya pada kesalahan orang, maka akan terbangun tembok pertahanan diri agar tidak kembali terluka.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Sebagai Manusia Baru
Berbagai upaya dilakukan untuk bertahan; dari sekedar menghindari perjumpaan sampai dengan membatasi relasi.
Benteng pertahanan dibangun setinggi dan sekokoh mungkin agar bertahan dari serangan. Sementara fokus pada orang akan menciptakan kebencian. Perjalanan hidup seperti menggendong mayat.
Bau busuk menyengat tanpa tahu bahwa bau tersebut ada dipunggungnya, mengikuti kemanapun ia melangkah.
Dari sekian banyak ucapan Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus, yang ditegaskan ulang justru tentang pengampunan.
Matius 6:14-15 (BIMK) "Kalau kalian mengampuni orang yang bersalah kepadamu, Bapamu di surga pun akan mengampuni kesalahanmu. Tetapi kalau kalian tidak mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu di surga juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Mengapa? Mengapa bukan tentang daftar permintaan panjang?
Ini membawa kita untuk paham bahwa dua sisi yang terhubung dalam doa yaitu tentang komunikasi dan persekutuan dengan Tuhan.
Doa bukan sekedar komunikasi dengan Tuhan. Doa justru membawa persekutuan seseorang dengan Tuhan.
Doa menjadi Eden yang baru dimana persekutuan antara manusia dengan Allah terbangun dengan baik. Mungkinkah ada perseteruan di Eden?
Jawabnya, tidak! Eden diwarnai dengan kehidupan dalam damai.
Maka menjadi wajar jika dalam doa yang bermakna persekutuan dengan Tuhan, tidak bisa tidak, harus perdamaian yang ada; bukan perseteruan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Warisan dari Tuhan yang Menjamin Masa Depan
Hal mendasar untuk tercipta perdamaian adalah pengampunan.
Pengampunan Tuhan menjadi dasar bagi seseorang untuk datang kepada Tuhan dan bersekutu dengan-Nya dalam doa.
Pengampunan pula yang menjadi dasar kehidupan dalam persekutuan dengan sesama.
Seseorang tidak mungkin bersekutu dengan Tuhan secara benar jika hidup dalam perseteruan dengan sesama.
Bisakah mengampuni? Bisa. Sebab mengampuni adalah pilihan.
Mampukah mengampuni? Pasti mampu, karena Roh Kudus yang akan memampukan.
Saatnya untuk fokus kepada Allah, bukan pada diri sendiri, kesalahan orang atau orang lain.
Fokus pada Allah membuat kita dapat memilih untuk mengampuni...
Amin
Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam