Berita Jambi

40 Orang Tergabung Dalam Relawan Teman Sebaya Bagi Mahasiswa dan Dosen Komunitas Disabilitas UIN

Berita Jambi-Ketua Pusat Kajian Disabilitas UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Dr. Syahran Jailani mengatakan, saat ini ada 40 orang yang telah gabung

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Nani Rachmaini
FITRI AMALIA/TRIBUNJAMBI.COM
Workshop Bimbingan Konseling dan Relawan Teman Sebaya Bagi Mahasiswa dan Dosen Untuk Komunitas Disabilitas UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Setelah kegiatan workshop Bimbingan Konseling dan Relawan Teman Sebaya Bagi Mahasiswa dan Dosen Untuk Komunitas Disabilitas UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, langsung dibentuk struktur organisasi relawan untuk pendampingan mahasiswa disabilitas.

Ketua Pusat Kajian Disabilitas UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Dr. Syahran Jailani mengatakan, saat ini ada 40 orang yang telah tergabung menjadi relawan.

"Ini cukup mengejutkan kami juga karena sebelumnya kami sudah membuka form pendaftaran untuk menjadi relawan, Alhamdulillah target kami dari 40 orang ternyata masih banyak lagi adek-adek atau teman teman kami dari komunitas lain yang ingin menjadi relawan," ujarnya, Kamis (30/9/2021).

Dia mengatakan relawan yang bergabung dari berbagai kalangan.

Di samping mahasiwa UIN STS Jambi semester 1,2 dan 3, ada juga guru-guru dari SLBN Sri Soedewi, komunitas Himpunan Disabilitas Indonesia dan kedepannya juga akan melibatkan komunitas-komunitas lainnya.

"Ke depan kalo memang komunitas atau teman teman difabel membutuhkan kita dan memerlukan pendampingan, kita akan terus lakukan proses rekruitment relawan-relawan ini sehingga di Jambi sahabat kita yang memiliki keterbatasan terutama keterbatasan fisik bisa terfasilitasi dengan berbagai macam informasi terkait untuk mereka meraih masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Triyono, Kepala SLBN Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH merekomendasikan guru-guru di SLB untuk menjadi relawan.

Ada empat guru dari SLB yang telah tergabung menjadi relawan.

"Setidaknya guru-guru kami sudah paham apa itu disabilitas, ragamnya, bahasanya, dan tergabung dalam komunitas ini, nanti setidaknya guru-guru kami bisa jadi pelatih karena tidak semua relawan bisa bahasa isyarat bisa bahasa braille makanya perannya guru-guru kami bisa memberikan pelatihan pada relawan yang lain dan jika turun pendampingan mereka paham dan dapat berkomunikasi," jelasnya.

Syahran mengatakan ini juga salah satu misi dari Rektor UIN STS Jambi yakni sebagai lokomotif urban masyarakat.

"Artinya rektor ingin masyarakat tidak lagi berpikir bahwa teman-teman yang mengalami disabilitas tidak diperlakukan secara diskriminatif, tapi mereka bagian dari tanggung jawab kita bersama, mereka juga hidup berkiprah berkarya mencari masa depan yang lebih baik sama seperi masyarakat pada umumnya," tutup Syahran. (*)

Baca juga: Workshop Bimbingan dan Relawan Teman Sebaya Bagi Mahasiswa dan Dosen Untuk Komunitas Disabilitas UIN

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved