Kisah Raja Copet Terminal Jabodetabek, Ternyata Punya 'Jimat' Dipasang di Bagian Terlarang
Tomo mengaku memasang benda asing itu saat berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Salemba saat ditahan tahun 1998 sampai 2000.
Setelah mendapat barang, dia mengopernya ke temannya sesama pencopet yang ada di belakang, lalu turun dari bus.
Tomo Cs mengaku beraksi sejak pagi hingga sore hari, pindah antar bus dan jurusan.
Tomo berkisah, mulai jadi copet sejak 1990, saat berusia 31 tahun.
"Ikut-ikutan saja. Semua copet begitu awalnya. Belajar dari ikut-ikutan," ucap Tomo.
Biasanya seorang pencopet ada yang bertugas sebagai 'pengerem'.
Tugasnya adalah memperlambat jalan korbannya.
Setelah itu, baru jadi pendesak atau yang bertugas memepet korbannya di kiri dan kanan.
Selanjutnya baru jadi eksekutor atau yang bertugas mengambili barang korban, menyobet tas korban dan sebagainya.
Tomo menuturkan biasanya setelah copet menjadi senior dan mulai membentuk kelompok sendiri, maka copet senior akan menyerahkan tugas pendesak dan eksekutor ke anak buahnya.
"Saya juga sekarang jadi pengerem saja," ucap Tomo.
Sebab, kelompoknya sekarang berisi copet-copet yang pengalamannya di bawah Tomo.
Tomo mengakui kerap berpindah-pindah kelompok copet selama 25 tahun.
Dia kerap pula membentuk kelompok baru.
Kini bekas anak buahnya adapula yang sudah membentuk kelompok baru.
"Makanya, ada banyak copet yang mangkal di Terminal Pulo Gadung itu dan saling kenal," ucap Tomo.
Menurutnya, copet sama saja seperti karyawan.
Terutama, copet-copet yang sudah bekerja lebih dari lima tahun secara konsisten sebagai copet.