Pelecehan Terhadap Anak Mencapai 22 Kasus, Forum Anak Sarolangun Diminta Jadi Pelapor dan Pelopor

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pemkab Sarolangun melantik Forum Anak Gunung Kembang kabupaten Sarolangun, Rabu (22/9/21).

Pelantikan ini kata Wakil Bupati Sarolangun guna menjadikan anak-anak sebagai pelopor dan pelapor atas diskriminasi anak yang terjadi di Sarolangun.

Kata Hillalatil Badri, sebanyak 50 anak ini nantinya akan menjadi pelopor atas kejadian yang tidak diinginkan atau melanggar norma-norma sosial maupun agama.

Sementara itu, kasus pelecehan terhadap anak menurut Dinas Pemerdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sarolangun kasus pelecehan terhadap anak cukup tinggi.

Berdasarkan datanya tahun lalu, Januari sampai 30 Desember 2020 sebanyak 22 kasus.

Sedangkan di tahun 2021 kasus pelecehan terhadap anak lumayan tinggi sebanyak 25 kasus.

Yakni 22 kasus pelecehan seksual terhadap anak, dan tiga kasus KDRT.

Pelaksana tugas Kadis DP3A Ramawi menyebutkan, angka yang cukup tinggi saat ini, ia minta bidang terkait untuk bekerja memaksimalkan.

"Memang cukup tinggi di Sarolangun kasus pelecehan terhadap anak, hal ini kita perlu kerja keras. Jika perlu dibentuk UPTD-nya supaya bisa maksimal penanganannya," katanya, Rabu (22/9/2021).

Dia menjelaskan, seperti daerah yang kasusnya banyak terhadap pelecehan anak yakni di Pulau Jawa.

Semua komponennya bekerja secara profesional, baik pengurusnya maupun pengelolaannya.

"Jangan sampai ada kasus, kita lambat mengambil tindakan. Sehingga korban tidak mendapatkan pendampingan dan pendekatan."

"Alhamdulillah sejauh ini kasus yang masuk ke DP3A, kita terus kejar bola. Sebab hak anak dan perempuan itu dilindungi oleh hukum," sebut Ramawi.

Lanjutnya, untuk Sarolangun kasus yang sering dilaporkan yakni pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

"Ada kasus pelecehan bapak tiri terhadap anak, ada juga pelecehan yang dilakukan oleh tetangganya."