Militer Indonesia

Kisah Kopassus di Irian Barat Dihadang Kapal Perang Belanda

Artikel ini membahas kisah Komando Pasukan Khusus atau Kopassus yang dulu bernama RPKAD di Irian Barat hadapi pasukan Belanda

Editor: Heri Prihartono
Moh Habib Ayihad
RPKAD yang kini bernama Kopassus pernah diturunkan di Irian Barat 

TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus pernah diturunkan dalam operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang digalakan oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.

Kopassus yang saat itu masih bernama RPKAD bergabung dalam Komando Mandala dengan Mayjen Soeharto sebagai komandannya.

Misi dari Komando Mandala ini sederhana namun susah dijalankan, yakni merebut kembali bumi Cenderawasih dari Belanda menggunakan kekuatan militer.

Di antara operasi militer merebut Irian Barat ialah Operasi Tjakra II yang digelar 15-26 Agustus 1962.

Dikutip dari buku 'MISSION ACCOMPLISHED, Misi Pendaratan Pasukan Khusus oleh Kapal Selam RI Tjandrasa' yang ditulis Atmadji Sumarkidjo, Kata Hasta Pustaka (2010)

Tujuan dari operasi Tjakra II untuk menyusupkan unit pasukan khusus Indonesia ke tiga titik di Irian Barat melalui jalur laut.

Sejumlah pasukan komando tersebut diangkut dengan kapal selam kelas Whiskey ALRI, yakni RI Nagarangsang, RI Trisula dan RI Tjandrasa.

Pasukan RPKAD berangkat lebih awal dengan RI Trisula.

Pasukan RPKAD ini akan mengusung misi sabotase terhadap kedudukan Belanda di Hollandia serta Lanud Sentani.

Dari Halmahera RI Trisula mengarahkan laju kapal ke arah timur.

Tujuannya menghindari deteksi pesawat anti kapal selam Belanda yang bersarang di Biak.

Perjalanan ketika pemberangkatan masih lancar-lancar saja.

Sesampainya di utara Hollandia sekitar 3 mil dari bibir pantai waktu senja, RI Trisula muncul ke permukaan.

Para prajurit RPKAD siap bertempur dengan tentara Belanda.

Pintu kedap air bagian haluan cepat-cepat dibuka, lalu dua perahu karet dikeluarkan serta dipompa dan meluncurlah tim pasukan komando RPKAD menuju bibir pantai.
Namun itu tak tampak pasukan Belanda di sana dan tim berhasil mencapai daratan dengan selamat.

Pasukan RPKAD sudah disambut militer Belnda, di kejauhan langit ada kelip cahaya datang mendekat.

Hati para kru RI Trisula bergejolak, itu adalah pesawat intai maritim Belanda, dua buah pesawat Neptune menyatroni mereka.

Komandan Trisula, Asikin, memerintahkan RPKAD yang sudah menjejakkan kaki di darat, disuruh segera kembali ke kapal selam

Tak hanya itu saja, kru RI Trisula juga dikejuTKAN dengan kedatangan kapal destroyer milik AL Belanda.

Dalam waktu singkat metode menyelam cepat (Dive Crash) segera dilaksanakan.

RI Trisula meluncur masuk kedalam air untuk menghindari ancaman dari musuh.

RI Trisula harus menyelam sampai kedalaman 180 meter dibawah permukaan laut.

Dua jam lamanya kapal destroyer Belanda berputar-putar di atas posisi Trisula berada untuk mendeteksi keberadaan kapal selam ALRI tersebut

RI Trisula berhasil menyelinap pergi dari sana dan kembali ke pangkalan semula.

Satu hal yang kru kapal dan tim dalam operasi kecewa karena ada perintah gencatan senjata sesaat setelah merapat di pelabuhan.

Itu berarti pasukan komando RPKAD tak jadi menghadapi tentara Belanda di Hollandia dan Sentani

SUMBER ARTIKEL : SURYA.CO.ID

BACA ARTIKEL MILITER INDONESIA LAINNYA DI SINI

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved