PON Papua 2021
Atlet Angkat Berat Jambi Sulit Intip Kekuatan Lawan, Namun Peluang Medali di PON XX Papua Tetap Ada
Berita Jambi=Perjuangan atlet angkat berat Jambi pada PON XX 2021 di Papua nanti tidaklah mudah.
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perjuangan atlet angkat berat Jambi pada PON XX 2021 di Papua nanti tidaklah mudah.
Pasalnya kondisi pandemi Covid-19 yang tak tahu kapan berakhir membuat para atlet angkat berat atau biasa disebut dengan lifter, tidak bisa berbuat banyak untuk bisa mengintip kekuatan lawan.
“Praktis dua tahun terakhir sejak 2019 Kejurnas, tidak ada lagi kompetisi dan kejuaraan. Ini menyulitkan kita untuk melihat peta kekuatan angkat besi di PON nanti,” kata Timbul, pelatih Pengprov PABSI Jambi.
Ditemui saat mendampingi para lifter Jambi di gedung PABSI Jambi di Kotabaru, Timbul menyatakan saat ini atletnya telah siap.
Namun keterbatasan dana membuat tim angkat besi Jambi tidak sempurna. Pelatih yang dikirim hanya satu orang.
Padahal pada setiap lomba, peran pelatih sangat vital.
Mulai dari melihat catatan angkatan masing-masing lawan, hingga mempersiapkan atlet pemanasan dan memakai baju tanding.
“Sangat berat. Hanya satu pelatih tanpa asisten atau oficcial. Sebab untuk memasang baju tanding saja butuh 3-4 orang untuk membantunya,” jelasnya.
Dan yang paling penting adalah strategi. Sebab untuk bisa mendapat angkatan yang potensial medali, pelatih harus melihat angkatan di setiap jenis angkatan dari tim lawan untuk menentukan atletnya tetap turun atau menunda.
“Tapi karena kondisinya memang seperti ini, kami harus siap. Alhamdulillah anak-anak tetap latihan seperti biasa dan semoga bisa memberikan yang terbaik untuk panji Jambi,” terangnya.
PABSI Jambi sendiri, akan menurunkan enam lifternya di PON nanti.
Mereka adalah Rifki Ramadhan (kelas 105kg+ putra), Juliana Clarissa (kelas 55kg putri), Julia Eka Masweni (kelas 55 kg putri), Jihan Safitri (kelas 87kg , putri), Belinda Gusti (kelas 76 kg putri) dan M Denial (kelas 67 kg putra).
Timbul mengatakan peluang sebenarnya ada di Juliana Clarissa. Penghuni pelatnas ini di kelasnya menjadi penghuni peringkat pertama nasional.
Dan di kejurnas praPON 2019 lalu dia juga mendapat medali emas. Hanya regulasi diubah menjelang pelaksanaan PON.
Satu pesaing berat Clarisaa dari Jawa Barat yang saat kejurnas tidak turun dan dinyatakan WO setelah perubahan regulasi malah bisa turun di PON nanti.