Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Jangan Berpaling dari Allah yang Benar
Jangan Berpaling dari Allah yang Benar Bacaan ayat: 1 Yohanes 5:21 (TB) Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala
Jangan Berpaling dari Allah yang Benar
Bacaan ayat: 1 Yohanes 5:21 (TB) Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
Oleh Pdt Feri Nuhroho

Berhala adalah segala sesuatu yang disembah dan dipuja.
Dalam cara makna yang demikian, maka apapun dapat berpotensi menjadi berhala dalam kehidupan.
Sayangnya, berhala telah disempitkan maknanya pada benda, misalnya patung.
Seseorang yang menyembah patung, apapun bentuknya, dianggap menyembah berhala; sementara pada saat yang sama seorang yang mengaku mempunyai agama dan menyembah Tuhan, justru menyimpan benda-benda yang dikeramatkan atau tempat yang disakralkan tanpa terlintas bahwa yang bersangkutan telah memberhalakan sesuatu.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menjalani Kehidupan dengan Kecerian
Jika kita kembali kepada makna awalnya bahwa berhala adalah segala sesuatu yang disembah dan dipuja, maka pekerjaan pun bisa berpotensi menjadi berhala ketika ditempatkan pada posisi sentral dalam kehidupan seseorang.
Workholic, adalah istilah yang hendak menyatakan seseorang yang gila kerja.
Jika tidak bekerja, kehidupan dianggap tidak bernilai. Kemalasan menjadi musuh utama yang harus diperangi dalam kehidupan.
Lambat namun pasti, bekerja menjadi berhala ketika dipuja dan disembah.
Selain pekerjaan, bisa jadi hobby, barang kesayangan, tempat-tempat tertentu, barang-barang mahal, dan lain-lain.
Berhala juga bisa mewujud dalam ideologi, cara berfikir, dan segala hal yang dimutlakan dalam hidup serta mengabaikan yang lain.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Bertahan Untuk Tetap Baik dan Benar
Melihat fakta tersebut nampaknya setiap hari kita perlu waspada, bahwa apapun yang ada di sekitar kita berpotensi menjadi berhala yang membuat kita berpaling dari Allah yang benar; Allah sebagai sesembahan yang benar.
Alkitab mengawali catatan yang sebagai proklamasi dengan menyatakan, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."
Segala yang dapat dilihat dan tidak dilihat, diciptakan oleh Allah dan tidak boleh dijadikan sebagai berhala untuk dipuja dan disembah.
Dalam proklamasi tersebut kita dibawa untuk memahami bahwa Allah yang benar tidak akan pernah bisa disamakan dengan ciptaan.
Meskipun demikian, Allah yang benar berkenan menyatakan diri melalui apa yang telah diciptakan tanpa harus kehilangan kemahakuasaan-Nya sebagai Allah.
Kepada Abraham, Allah menyatakan diri datang sebagai Malaikat Tuhan, kepada Musa Allah menyatakan diri melalui semak yang menyala namun tidak terbakar.
Kepada Paulus Allah menyatakan diri dalam sinar yang menyilaukan dan berbicara kepadanya dalam perjalanan ke Damsyik.
Maka, jika Allah menyatakan diri melalui Firman-Nya yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus, menjadi cara yang bisa dipahami.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Mempercayakan Kehidupan Kepada Tuhan dengan Keyakinan
Allah yang demikian tidak bisa disamakan dengan apapun.
Inilah dasar nasihat Yohanes dalam suratnya. Bahwa "kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal."
Pengenalan akan Allah yang benar, menjadi tonggak bagi jemaat untuk setia kepada-Nya.
Dengan pertolongan-Nya kita dapat mengenal Yang Benar, sebagai Allah yang berkarya menyelamatkan manusia dari dosa di dalam Yesus Kristus.
Dialah Allah yang benar, yang telah memberikan jaminan kehidupan kekal bagi setiap orang yang merespon dengan percaya.
Jangan berpaling kepada hal lain yang bukan Allah yang benar.
Tawaran apapun yang diberikan dunia, semata-mata hanyalah ciptaan yang suatu saat akan binasa dan tidak bisa memberikan jaminan apapun bagi kehidupan, terlebih kehidupan setelah kematian di bumi.
Lebih luas lagi, jemaat diajarkan untuk waspada agar jangan memberhalakan segala sesuatu sebagai Tuhan.
Segala hal yang dipuja berpotensi besar untuk disembah dan dijadikan pengganti Allah yang benar.
Segala hal yang diidolakan, berpotensi mengusai kehidupan seseorang sehingga berpaling dari Tuhan.
Idola adalah kata bahasa Indonesia, serapan dari kata idol dalam bahasa Inggris yang berarti berhala.
Mengidolakan sesuatu, seseorang, atau apapun berpotensi besar membuat seseorang berpaling dari Allah yang benar.
Mengidolakan secara berlebihan telah membuat seseorang berjalan di bibir jurang kesesatan yang membuatnya rawan jatuh dan menjauh dari Tuhan.
Hari ini kita mulai waspada, apapun berpotensi untuk menjadi berhala dan membuat kita berpaling dari Tuhan.
Bahkan hal yang sangat (terlihat) rohani sekalipun, tetap memiliki potensi menjadi berhala.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kasih Tuhan yang Tak Bersyarat
Pelayanan, misalnya, sangat didorong untuk dilakukan bagi setiap orang percaya. Namun jangan pernah mencuri kemuliaan Tuhan.
Ingat, apapun berpotensi menjadi berhala.
Amin
Renungan hari ini oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam