Isi Perut Candi Borobudur Jika Dibongkar, Begini Cara Pembangunan Hingga Sangat Kokoh

Orang-orang masih bingung, bagaimana batu Candi Borobudur seberat itu diangkat, menggunakan apa dan siapa arsiteknya? Berikut penjelasannya.

Editor: Duanto AS
Istimewa
Foto lawas Candi Borobudur di Magelang 

PERNAH membayangkan apa isi Candi Borobudur bila dibongkar?

Berikut tulisan yang mengulas cara pembangunan candi di Magelang itu dan apa saja di dalamnya.

Banyak yang bertanya-tanya bagaimana Candi Borobudur dibangun.

Pertanyaan ini ada sudah sejak lama dan belum terjawab.

Orang-orang masih bingung, bagaimana batu seberat itu diangkat, menggunakan apa dan siapa arsiteknya? Ini masih menjadi tanda tanya.

Jutaan ton batu tersusun simetris, membuat candi Budha itu kokoh berdiri.

Lantas teknologi apa yang digunakan manusia zaman itu?

Jika diukur dengan pembanding bangunan di zaman modern, tinggi Candi Borobudur sekira bangunan 10 lantai.

Yang membedakan, jelas material batuan yang menyusunnya.

Candi Budha itu dibangun sekira pada abad ke-9.

Pada zaman itu belum ada alat buldozer untuk meratakan tanah dan
belum ada truk untuk mengangkut batuan.

Alat crane untuk mengerek batu ke atas pun belum ada.

Melansir intisari online, pembangunan Candi Borobudur menggunakan peralatan sederhana, seperti palu dan pengungkit. Kendaraan yang ada hanyalah cikar atau pedati (gerobak yang ditarik dengan sapi).

Karena hanya ada alat sederhana, maka batu-batu yang besar dan berat pun harus ditarik pelan-pelan. Disusun satu per satu sampai menjulang tinggi.

Itu membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak.

Berapa lama Candi Borobudur dibuat?

Menurut prasasti (batu bertulis) yang mencatat pembangunan, Candi Borobudur dibuat Raja Mataram pada saat pemerintahan Raja Samaratungga.

Namun, candi baru selesai ketika Ratu Pramurdawardhani (putri Raja Samaratungga) bertahta.

Dari kisah itu diperkirakan, Candi Borobudur dibangun selama 50 tahun.

Sebenarnya ada temuan menarik.

Arkeolog menemukan banyak kuali gerabah di sekitar Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Berdasarkan temuan itu, diduga keluarga pekerja candi tinggal di daerah tersebut.

Di dalam keluarga itu, para wanita bertugas memasak makanan untuk laki-laki yang bekerja membangun candi.

Cara pembangunan candi

Penelusuran Tribunjambi.com, ada website yang mengulas teknis pembangunan Candi Borobudur.

Berikut ini disarikan bobo.grid.id dari situs www.manajemenproyekindonesia.com.

1. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang disusun di atas gundukan tanah atau bukit.

Sebelum batu disusun, bukit dibersihkan dan dibentuk. Selanjutnya dibuat undakan-undakan untuk meletakkan batuan candi.

2. Candi Borobudur disusun dari balok-balok batu.

Setiap potongan batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat.

Batu-batu ini hanya ditumpuk dan disambung dengan pola tertentu agar saling mengikat.

3. Balok-balok batu penyusun Candi Borobudur ukurannya sekira 25 x 10 x 15 Cm.

Berat per-potong balok batu diperkirakan antara 7,5-10 Kg.

Dengan ukuran balok batu sebesar dan seberat itu, balok-balok batu bisa diangkut dengan mudah.

Sedangkan patung Buddha yang beratnya diperkirakan sekitar 145 sampai 225 Kg kemungkinan dibawa dengan cara ditarik atau dipikul ramai-ramai.

4. Jumlah balok batu

Jumlah balok batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur diperkirakan sekitar 55.000 m3 atau sekitar 2 juta balok.

Batu-batu ini diambil dari sungai di sekitarnya.

Jika Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 23 tahun dan 2 tahun pertama digunakan untuk menyiapkan lahan, maka proses pembuatan balok dan pemasangannya adalah 21 tahun atau 7.665 hari.

Kalau jumlah balok batu Borobudur diperkirakan berjumlah 2 juta balok, maka proses pembuatan balok dan penyusunan batu candi adalah 2.000.000 : 7665 = 261 balok batu/hari.

Itu jumlah yang relatif tidak banyak karena bisa dilakukan dengan cara gotong royong.

Dari perkiraan di atas, ternyata Candi Borobudur yang megah itu dibangun dengan teknik atau cara yang sederhana. Kuncinya adalah kemauan dan ketekunan.

Desain candi

Penelusuran Tribunjambi.com, www.manajemenproyekindonesia.com mengulas bahwa Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak.

Itu terdiri dari enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.

Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.

Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.

Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif.

Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi

Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar.

Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1.460 panel.
Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.

Material penyusun candi

Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit.

Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.

Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi.

Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi.

Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.

Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.

Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis.

Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 Kg/Cm2.

Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.

Menarik bukan cara pembangunan Candi Borobudur yang ada di Magelang, Jawa Tengah ini. (Tribunjambi.com/sud)

Baca juga: Teka-teki Jam Raksasa Candi Borobudur yang Bisa Dicek Pakai Pakai Google Maps

Baca juga: Tertangkap Kamera Pria Baju Putih di Foto Kuno Candi Borobudur 1907, Berdiri di Serakan Batu Besar

Baca juga: FOTO-FOTO Lawas Candi Borobudur 1907-1911 Sebelum Dipugar, Ternyata Begini Bentuk Awalnya

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved