Peristiwa G30SPKI

Siasat PKI Tutupi Peristiwa G30SPKI Dengan Tontonan Layar Tancap Bagi Warga

Artikel ini membahas peristiwa G30S/PKI,peristiwa G30S PKI diantaranya siasat PKI bujuk warga untuk jadi simpatisan PKI

Editor: Heri Prihartono
wikipedia
Peristiwa pembersihan anggota PKI 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak kisah yang dapat digali setelah peristiwa G30S PKI.

Yasin (71), menjadi satu di antara saksi mata keganasan PKI yang  mau berbagi cerita.

Yasin bercerita jika  banyak orang sempat terhasut dan jadi simpatisan PKI.

"Dulu tuh orang-orang hidupnya susah. Nah yang kehasut PKI itu karena iming-imingnya kuat."

"Jadi kita dijanjikan hidup enak," katanya.

 Yasin seperti setiap hari disajikan makanan berupa daging.

Tak hanya daging, bahkan PKI menjanjika kebutuhan gizi 4 sehat 5 sempurna secara cuma-cuma.

"Kalau iming-imingnya seperti itu, siapa yang enggak mau."

"Meskipun mereka enggak ngerti tapi kan tertarik sama makan yang terjamin," katanya.

Yasin menginginkan kehidupan yang damai dan jauh dari kekejaman partai komunis.

"Sebenarnya banyak yang lihat PKI dulu seperti apa," ujar Yasin kepada TribunJakarta.com, Senin (3/2/2020).

"Tapi ya namanya sudah tua dan faktor usia banyak juga yang sudah meninggal."

"Di sekitar Lubang Buaya sisa teman saya kecil aja bisa dihitung," sambung Yasin.

Menurut Yasin, ketika PKI mengeksekusi para jenderal, perhatian masyarakat teralihkan.

Semuanya bentuk pengalihan yang dilakukan PKI terbilang sudah terencana.

Sebelum tragedi tersebut, tepat di Lubang Buaya dibuatkan pagelaran kesenian dan layar tancap.

Yasin, saksi kejamnya PKI saat ditemui di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (3/2/2020). Yasin, saksi kejamnya PKI saat ditemui di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (3/2/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Pada masa itu kan tonton dan pasukan berpakaian tentara menjadi hal wajar yang kita lihat."

"Cuma kita enggak tahu kalau di tempat yang sekarang jadi Monumen Pancasila Sakti itu markasnya PKI juga."

"Pokoknya yang saya ingat di lokasi itu ramai terus," sambungnya.

Dengan tayangan  layar tancap dan pagelaran reog tiap malam hingga pagi tak menimbulkan kecurigaan sama sekali.

Hingga akhirnya terbongkar penemuan mayat tujuh jenderal di dalam sebuah sumur.

"Nah dari situ baru sadar kalau pas waktu saya sama warga di sini nonton layar tancap dan reog."

"Itu di dalam tronton pasukan itu kemungkinan pada bawa mayat dan pahlawan."

"Soalnya ramai tuh tentara pakaian lengkap dan bawa senjata," ungkapnya.

Tak berselang lama terjadi pembersihan PKI secara besar-besaran.

Rumah orangtua Yasin diperiksa  Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), cikal bakal Kopassus.

"Mereka mencari tahu apakah kita bagian dari PKI atau bukan."

"Habis rumah bapak saya, Namat diberantakin. Apa aja diperiksain. Semua rumah diperiksa begitu," katanya.

Saat itu Yasin melihat banyak sekali orang berlarian.

"Pas lagi digeladah itu banyak tuh yang lari, kabur lah istilahnya. Mereka yang lari itu yang tergabung dalam PKI."

"Mereka lari sudah pakai baju biasa. Jadi saat itu suasananya mencekam."

"Di satu sisi banyak orang berlarian depan saya, di sisi lain rumah saya ikut digeledah," jelasnya.

Yasin diselimuti ketakutan ketika para RPKAD menemukan banyak senjata disembunyikan di  rumah temannya.

"Saya lihat sendiri di rumah teman saya jadi tempat penyimpanan senjata."

"Seingat saya dia itu kayak ketempatan aja, tapi enggak ngerti itu milik siapa".

"Dulu bajunya tentara juga, kalau kita enggak paham bedanya di mana, ya enggak tahu bedanya PKI sama RPKAD."

"Akhirnya dia ditangkap kan tapi sudah dibebaskan. Orangnya tapi sudah meninggal," jelasnya.

Cuplikan adegan Film Pengkhianatan G30S/PKI. 

Cuplikan adegan Film Pengkhianatan G30S/PKI. (REPRO FILM PENGKHIANATAN G30S/PKI/CAPTURE YOUTUBE VIRAL MEDIA)

(TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina)

SUMBER ARTIKEL : TRIBUN JAKARTA

BACA ARTIKEL PERISTIWA G30SPKI LAINNYA DI SINI

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved