Militer Indonesia

Kisah Pardjo Prajurit Kopassus Tidur 5 Hari Bersama Jenazah Teman Sendiri

Artikel ini membahas kisah Pardjo prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus yang dulu bernama RPKAD kala berjuang di belantara hutan Papua

Editor: Heri Prihartono
Pasukan RPKAD-PGT yang diterjunkan di Irian Barat (Angkasa) 

Dihantam cuaca buruk

Ketika lepas landas dari Laha, terdapat kendala yakni cuaca buruk/

April hingga Juni adalah  musimnya penghujan di kawasan Indonesia Timur.

Dropping dilaksanakan di tengah temaramnya subuh yang lokasinya  di sebelah utara Fak-Fak.

Setelah  formasi pesawat dalam perjalanan pulang, terlihat di laut sebuah kapal lampunya berkelap-kelip.

Setelah Dakota pada posisi sejajar dengan kapal, diketahui dengan jelas bahwa ternyata kapal itu adalah milik angkatan laut Belanda.

Lampu  berkelap-kelip ternyata tembakan dari kapal ke Dakota.

Formasi Dakota langsung berbelok ke kanan dengan tujuan menjauh.

Setelah konsolidasi di pagi hari itu, rombongan PU II Pardjo yang diterjunkan di Fak-Fak ternyata selamat dan satu anggota yang dinyatakan hilang.

Beberapa hari kemudian tiba Marinir Belanda sehingga terjadi kontak senjata.

Sesuai instruksi sebelumnya, jika kekuatan tidak seimbang segera masuk hutan.

Setelah keadaan tenang mereka kemudian  menyusup kembali ke kampung tersebut dan ternyata sudah kosong.

Rumah-rumah penduduk saat itu dibakar oleh Belanda dan penduduknya mengungsi entah ke mana.

Sedangkan pasukan yang diterjunkan di Fak-Fak, sekitar satu bulan bertahan di sekitar kampung Urere, kemudian mendapat perintah meninggalkan kampung.

Dalam kondisi sudah lemah akibat  kekurangan makanan, pasukan berhenti sejenak di kebun pala untuk istirahat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved