Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Mempercayakan Kehidupan Kepada Tuhan dengan Keyakinan
Mempercayakan kehidupan kepada Tuhan Bacaan ayat: Kejadian 15:6 (TB) Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya
Mempercayakan Kehidupan Kepada Tuhan
Bacaan ayat: Kejadian 15:6 (TB) Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Oleh Pdt Feri Nugroho

Anak sekolah biasanya senang berbincang setelah menyelesaikan ujian. Mereka saling berbagi jawaban untuk mengetahui seberapa banyak jawaban yang benar.
Ketika jawabannya sama dengan yang lain, ia akan senang. Mereka merasa senang karena tidak sendirian memilih sebuah jawaban.
Asumsinya, jika sebuah jawaban banyak yang memilih maka kemungkinan jawaban itu benar menjadi semakin besar.
Apalagi ketika seorang teman yang mereka kenal pandai, ternyata memilih jawaban yang sama. Dipastikan prosentase jawaban benar menjadi semakin besar.
Kegembiraan pudar saat jawaban yang dipilih dipastikan salah. Buku catatan menjadi alat konfirmasi paling akurat untuk menyatakan benar atau tidak benarnya sebuah jawaban.
Dalam situasi demikian seseorang tiba-tiba menjadi sangat rohani ketika ia berkata, "Ayo kita berdoa. Siapa tahu jawaban kita jadi benar!"
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kasih Tuhan yang Tak Bersyarat
Sadar atau tidak, doa sering berada pada posisi terakhir sebagai pilihan ketika keadaan tidak baik-baik saja. Menyatakan "hanya bisa berdoa", seakan pasrah dalam ketidakberdayaan.
Persoalannya, ketika jawaban yang sudah dikumpulkan dipastikan salah, lalu berdoa dan berharap menjadi benar, apa sebenarnya yang sedang diharapkan?
Mungkin berharap gurunya salah tulis ketika memberi nilai, atau berfikir bahwa sang guru akan salah melihat jawaban; ataukah guru menjadi berbelas kasihan dengan membenarkan jawaban yang salah?
Disinilah memerlukan langkah iman untuk berserah tanpa bermaksud untuk mengatur Tuhan.
Menemukan karya ajaib yang tidak terduga dari Tuhan. Ia telah bertindak sangat kreatif melampaui apa yang bisa dipikirkan oleh manusia.
Abram percaya kepada Tuhan meskipun seorang anak tidak ada dalam pelukannya. Usia lanjut tidak membuat Abram putus asa dan kehilangan harapan.
Dia tidak pernah tahu bagaimana prosesnya hingga seorang anak akan dilahirkan oleh istrinya yang seusia dengannya.
Berfikir secara logika berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, rasanya terlalu mustahil jika ia akan mendapatkan keturunan. Dalam situasi ini Abram dituntut untuk percaya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Allah Bisa Memakai yang Kecil dalam Karya-Nya
Bagaimana caranya?
Allah membawanya keluar dan memperlihatkan bintang di langit. "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Demikian firman Tuhan.
Abram diajak untuk keluar dari zona nyaman logika yang memberangusnya.
Dipaksa untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini didiaminya. Ia memandang luasnya langit dan melihat bintang di angkasa.
Seperti katak dibawah tempurung, tempurung itu diangkat maka terbukalah dunia yang selama ini tidak pernah dibayangkan ada.
Dengan melihat bintang, Abram dibawa untuk percaya bahwa kuasa Allah tidak terbatas.
Kuasa Allah melampaui segala-galanya. Kalau hanya sekedar keturunan, dipastikan bisa Ia adakan meskipun terasa mustahil bagi Abram.
Karya-Nya selalu ajaib dalam kehidupan.
Seorang anak berdoa, meskipun ia tahu bahwa menurut teman-temannya, pilihan jawaba di kertas ujiannya salah. Ia tidak tahu harus bagaimana mengubah jawaban yang salah.
Namun ia percaya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Pengetahuan Sebagai Bekal Membangun Kehidupan
Ketika kenaikan kelas, ia terkejut. Nilainya baik dan dinyatakan naik kelas.
Dalam kata pengantar setelah rapor dibagikan, gurunya menyatakan nilai rapor adalah akumulasi dari semua nilai selama proses belajar mengajar terjadi.
Ketika lembar jawaban yang telah dikoreksi dibagikan, jawabannya tetap salah, tidak berubah. Tapi imannya bertumbuh melihat karya Allah yang ajaib.
Saatnya bagi kita untuk melanjutkan sikap percaya dengan sikap mempercayakan diri kepada Allah.
Percayakan segalanya kepada-Nya meskipun logika berkata tidak mungkin.
Allah sanggup melakukannya.
Amin
Oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam