Hikmah Dibalik Wanita yang Sedang Haid Tidak Boleh Sholat dan Puasa dari Sisi Medis

Haid atau menstruasi merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.

Editor: Heri Prihartono
Hikmah Dibalik Wanita yang Sedang Haid Tidak Boleh Sholat dan Puasa dari Sisi Medis 

TRIBUNJAMBI.COM - Haid atau menstruasi merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.

Persiapan kehamilan pada wanita ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah

Seorang wanita Muslim yang sedang mengalami haid dilarang untuk melaksanakan Sholat dan puasa.

Ternyata larangan melaksanakan salat ketika haid bertujuan untuk kesehatan wanita itu sendiri.

Ditinjau dari pandangan Islam bahwa wanita yang sedang haid tetap suci dan bersih layaknya wanita umum lainnya, yang kotor dan najis adalah darah yang keluar saat haid, sehingga orang yang sedang haid tidak perlu dijauhi.

Rasulullah bersabda, sesungguhnya mukmin itu tidak najis.” (HR. Al-Bukhari)

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”…. (Al-Baqarah: 222)

Larangan Islam terhadap wanita haid untuk melaksanakan shalat inipun ternyata dijawab dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menjawab hal itu.

Sebuah Studi modern membuktikan bahwa gerakan Sholat sama seperti olahraga sehingga dapat membahayakan wanita yang sedang haid.

Kegiatan ruku dan sujud dalam Sholat akan meningkatkan peredaran darah ke rahim yang akan dikeluarkan dalam bentuk darah menstruasi.

Ketika banyak melakukan ruku dan sujud tentu saja sel rahim dan indung telur ini akan semakin banyak menyedot banyak darah dari sistem peredaran darah.

Semakin banyak darah mengalir ke rahimnya dan kehilangan darah yang terus menerus juga mengakibatkan perempuan lebih gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun.

Dampaknya wanita menjadi rentan terkena anemia dan kehilangan zat besi ketika sistem peredaran darah banyak mengalirkan darah ke rahim yang dikeluarkan menjadi darah menstruasi.

Semakin banyak darah yang dikeluarkan, maka zat imunitasnya di tubuhnya akan berantakan.

Alasannya sel darah putih berperan sebagai imun akan hilang melalui darah haid.

Jika seorang wanita melaksanakan Sholat saat haid, maka ia akan kehilangan darah dalam jumlah banyak.

Hal ini berarti akan kehilangan sel darah putih. Jika ini terjadi maka seluruh organ tubuhnya seperti limpa dan otak akan terserang penyakit.

Hal ini merupakan hikmah besar di balik larangan syariat agar wanita haid untuk salat hingga ia suci. Al-Quran dengan sangat cermat menyebutkannya.

Seorang wanita tidak dianjurkan untuk berpuasa demi menjaga asupan gizi makanan yang ada di dalam tubuhnya dan kesehatan fisiknya.

Sebab kehilangan banyak darah yang keluar membuatnya gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun, serta rentan terkena anemia

Para medis menyarankan agar ketika dalam keadaan haid, wanita banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Supaya darah dan logam (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga tidak terbuang percuma.

Sehingga ketika memasuki masa haid ini, seorang wanita seharusnya lebih memperhatikan asupan gizi dan kondisi kesehatan fisiknya.

Seperti rutin konsumsi makan makanan kaya zat besi (contohnya bayam, daging-dagingan, dan ati ampela), makanan tinggi protein (contohnya telur dan ikan), makanan tinggi serat (sayur berdaun dan buah-buahan), dan sumber vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Seandainya perempuan yang sedang Haid masih diwajibkan berpuasa, bakal banyak wanita yang mengalami anemia kronis.
. (*)

SUMBER ARTIKEL : TRIBUNNEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved