Kasus Covid

Gelombang Baru Covid-19 Varian Delta Mewabah di Wuhan Cina, Warga Mulai Panic Buying Sampai Lockdown

Saat ini di Wuhan China mulai masuk gelombang kedua Virus Corona varian delta. Warga Wuhan kini mulai panik hingga melakukan panic buying.

Editor: Rohmayana
AFP
Warga Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, membeli bahan kebutuhan di supermarket Selasa (3/8/2021), ketika pihak berwenang akan melakukan uji Covid-19 terhadap seluruh warga kota itu. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -Saat ini di Wuhan China mulai masuk gelombang kedua Virus Corona varian delta.

Warga Wuhan kini mulai panik hingga melakukan panic buying.

Bahkan tak hanya panic buying, wilayah pertama kali muncul Virus Corona ini kembali lockdown.

Hal ini mengingatkan pada hari-hari pertama virus corona di China sekitar 19 bulan yang lalu, penerbangan dan kereta api masuk dan keluar dari Wuhan telah dihentikan.

Kebijakan ini diberlakukan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 yang terkait dengan varian delta.

Melansir npr.org, pihak berwenang juga telah memerintahkan pengujian massal di kota berpenduduk 11 juta, tempat virus pertama kali terdeteksi sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Bahkan warga sekitar sampai melakukan panic buying atau pembelian panik karena warga yang khawatir terjadi menyusul kebijakan penguncian baru di sana.

Wabah terbaru China, yang dimulai bulan lalu, dikaitkan dengan varian delta Virus Corona yang sangat menular yang juga telah menyebar dengan cepat di seluruh AS.

Baca juga: Penyebab Tyas Mirasih Digugat Cerai Raiden Soedjono Disentil, Humas PA Singgung Soal Harta

Di Amerika, varian delta menyebabkan kembalinya mandat penggunaan masker dan urgensi baru seputar dorongan untuk vaksinasi Covid-19.

Kasus selama dua minggu terakhir telah naik hampir 150 persen di Amerika Serikat.

Mengutip People's Daily, secara total, China telah mengkonfirmasi 328 kasus baru yang ditularkan secara lokal sejak wabah yang dimulai bulan lalu.

Infeksi baru telah muncul di lebih dari 35 kota di sejumlah provinsi dan wilayah negara itu, menurut The Associated Press.

Pada konferensi pers Selasa (3/8/2021), seorang pejabat kota Wuhan, Li Tao, menggambarkan pengujian massal sebagai tindakan pencegahan.

Meskipun secara resmi, wabah terbaru tampak relatif kecil, otoritas kesehatan telah bereaksi secara agresif dalam upaya untuk mencegah penyebaran masif virus di negara itu.

Sejak Wuhan pertama kali menjadi pusat pandemi pada 2019 dan awal 2020, China telah bergerak untuk meredam wabah kapan pun dan di mana pun terjadi, dengan cepat menerapkan penguncian dan pengujian massal.

"Sekuensing genom virus menemukan semua strain sebagai varian Delta yang sangat menular dan kota-kota yang dilanda lonjakan kasus baru-baru ini segera ambil tindakan untuk mengekang penyebaran virus corona," People's Daily melaporkan.

Baca juga: Anak Buah AHY Sibuk soal Cat Pesawat Presiden yang Diubah, Ruhut: Contohlah Kader Pak Moeldoko

Menurut South China Morning Post, Kota timur Yangzhou di provinsi Jiangsu memiliki jumlah infeksi baru harian tertinggi di China, dengan 40 kasus baru yang dikonfirmasi di sana dan di kota tetangga Nanjing pada Senin.

Dengan lebih dari puluhan kasus lokal yang dikonfirmasi secara resmi, penduduk dan turis di Zhangjiajie di provinsi Hunan diperintahkan untuk tidak meninggalkan kota dan bekerja sama dengan langkah-langkah pengendalian epidemi karena infeksi juga menyebar di sana, Global Times yang dikelola pemerintah melaporkan.

Sebuah pemberitahuan pemerintah mengatakan bahwa pegawai negeri dan guru sekolah negeri di Zhangjiajie diperintahkan untuk bergabung dengan tim pengendalian epidemi lokal, kata surat kabar itu.

"Aksi mereka akan menjadi bagian dari tinjauan karir mereka," Global Times melaporkan.

Pembatasan

Gelombang baru virus corona di China telah menyebar di banyak tempat, lebih dari 300 kasus dideteksi dalam 10 hari terakhir, Mirror melaporkan.

Zhong Nanshan, dokter spesialis penyakit pernapasan top di China, telah menyatakan keprihatinan besar atas penyebaran Virus Corona di pusat kota Zhangjiajie, Provinsi Hunan, setelah delapan infeksi baru dikonfirmasi.

Wabah terbesar di China setelah berbulan-bulan itu dipicu oleh varian delta yang lebih menular.

Akibatnya, pembatasan perjalanan baru diberlakukan dan testing kepada jutaan penduduk dilakukan.

Pihak berwenang menyebut penularan berkaitan dengan varian Delta dan merebaknya pariwisata domestik.

Sebanyak 15 provinsi dan kota di China sekarang telah mengonfirmasi kasus baru Covid-19, dan 12 di antaranya terkait dengan wabah yang dimulai di kota timur Nanjing, BBC melaporkan.

Dalam wabah terbaru ini, kasus pertama terdeteksi di bandara Nanjing pada bulan Juli.

Pasien di antara adalah petugas kebersihan yang pernah bekerja di pesawat yang tiba dari Rusia.

Kasus-kasus itu menyebabkan lockdown lokal dan pengujian lebih dari 9 juta penduduk.

Lebih banyak kasus telah ditemukan di Zhangjiajie, tempat wisata yang menarik dengan gua batu pasirnya.

Pejabat kesehatan mengidentifikasi sebuah teater di pusat kota dan mencoba melacak sekitar 5.000 pengunjung yang menghadiri pertunjukan dan melakukan perjalanan kembali ke kota asal mereka.

Pihak berwenang telah menutup semua atraksi di Zhangjiajie dan meminta semua turis untuk melakukan tes virus corona sebelum pergi.

Zhong, spesialis penyakit pernapasan, mengatakan kepada wartawan: "Zhangjiajie kini telah menjadi titik nol baru untuk penyebaran epidemi China."

Secara nasional, Komisi Kesehatan Nasional China pada hari Senin melaporkan 98 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi di China daratan, dibandingkan dengan 75 kasus sehari sebelumnya.

Dari infeksi baru itu, 55 ditransmisikan secara lokal, kata otoritas kesehatan.

Bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya, ada 53 kasus lokal.

China melaporkan 60 kasus baru virus corona tanpa gejala, yang tidak diklasifikasikan sebagai infeksi yang dikonfirmasi.

Sementara itu, tidak ada kematian baru yang dilaporkan. (*)

SUMBER : Kontan.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved