Doa Tengah Malam
Doa Kagum Terhadap Kekuasaan Allah SWT, Lengkap Beserta Artinya
Dalam doa kagum itu mengandung makna hendaknya muslim memohon perlindungan dari siksa neraka.
TRIBUNJAMBI.COM - Selain lafaz "masyaallah", sahabat muslim juga dapat membaca doa kagum terhadap kekuasaan Allah SWT.
Keindahan segala sesuatu di alam dunia ini tak lain ciptaan kekuasaan Allah SWT.
Dalam doa kagum ini mengandung mengungat akan kekuasaan Allah SWT.
Sekiranya mengingat kekuasaan Allah SWT mentadaburi dalam penciptaan langit dan bumi.
Dalam doa kagum itu mengandung makna hendaknya muslim memohon perlindungan dari siksa neraka.
Baca juga: Sejarah Tahun Baru Islam, Lengkap dengan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun
Baca juga: Doa Sesudah Sholat Dhuha dan Keutamaan Mengerjakannya Sebelum Waktu Zuhur
Baca juga: Amalan dan Doa Agar Lulus CPNS 2021, Lengkap Link Belajar CPNS Gratis
Berikut bacaan doa kagum terhadap kekuasaan Allah SWT, lengkap beserta artinya.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari adzab neraka.” (QS. Ali Imran ayat 191)
Demikian, doa kagum terhadap kekuasaan Allah SWT ini dapat menjadi doa harian ketika sahabat muslim melihat keindahan sesuatu yang membuat takjub.
Perbedaan Arti dan Makna Ucapan Masya Allah dan Subhanallah
Masya Allah dan Subhanallah merupakan lafaz tasbih.
Namun, sering kali sebagian muslim terbalik menempatkan mengucap antara kedua lafaz tasbih tersebut.
Mengucap Masya Allah dan Subhanallah ditempatkan dalam waktu yang berbeda.
Ada waktu tertentu kapan waktu tepat mengucapkan Masya Allah atau Subhanallah.
Dilansir dari konsultasisyariah.com, Ustadz Ammi Nur Baits menjawab pertanyaan tersebut.
Keadaan atau waktu tepat mengucap Masya Allah
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan dalil seseorang tepat mengucapkan Masya Allah disadur dalam Al Quran Surat Al Kahfi: 39.
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).”
Dari ayat tersebut, menjadi dasar seseorang tepat atau dianjurkan mengucapkan Masya Allah ketika melihat sesuatu hal baik.
Selain itu, dalam tafsir surat Al Kahfi tersebut, Imam Ibnu Utsaimin mengatakan ucapan Masya Allah juga berlaku ketika seseorang merasa kagum.
Seperti, melihat keindahan alam, kagum akan kecantikan, pesona, kagum terhadap hal baik lainnya.
Termasuk ketika merasa kagum terhadap sesuatul hal yang dimiliki oleh orang lain.
Di samping lain mengucapkan Masya Allah, muslim juga dianjurkan mendoakan keberkahan untuknya.
Adapun doa keberkahan tersebut, seperti mengucapkan Barakallahu laka fiih.
Artinya, semoga Allah memberkahi Anda dengan Apa yang anda miliki.
Adapun dalil doa keberkahan ini diambil sebagaimana terkandung dalam hadis dari Abdillah bin Amir bin Rabiah, Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Apabila kalian melihat ada sesuatu yang mengagumkan pada saudaranya atau dirinya atau hartanya, hendaknya dia mendoakan keberkahan untuknya. Karena serangan ain itu benar.” (HR. Ahmad 15700, Bukhari dalam at-Tarikh 2/9 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Baca juga: Coba Praktikkan 7 Cara Agar tak Malas Bangun di Sepertiga Malam, Yuk Salat Tahajud
Keadaan atau waktu tepat mengucap Subhanallah
Sementara itu, terdapat beberapa keadaan kapan seseorang dianjurkan mengucap Subhanallah.
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan mengucapkan Subhanallah tidak berkaitan dengan keheranan terhadap harta atau fisik atau sesuatu yang dimiliki orang lain.
Melainkan, mengucap Subhanallah manakala keheranan terhadap sikap.
Seperti, melihat sesuatu hal dianggap bodoh, kaku, aneh hingga hal-hal yang tak baik.
Adapun dalil seseorang tepat mengucapkan Subhanallah ini dilihat sebagaimana kasus ketika Rasulullah SAW keheranan.
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan, Abu Hurairah pernah ketemu Rasulullah SAW dalam koadaan sudah junub.
Lalu Abu Hurairah pergi mandi tanpa pamit.
Setelah balik, Rasulullah SAW bertanya, mengapa tadi dia pergi.
Kemudian Abu Hurairah berkata, “Aku junub, dan aku tidak suka duduk bersama anda dalam keadaan tidak suci.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ الْمُسْلِمَ لاَ يَنْجُسُ
"Subhanallah, sesungguhnya muslim itu tidak najis." (HR. Bukhari 279)
Selain itu, Rasulullah SAW pernah mengucap Subhanallah ketika beliau keheranan dan takjub melihat sesuatu yang besar terjadi, seperti kejadian luar biasa.
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, bahwa pernah suatu malam, Rasulullah SAW terbangun dari tidurnya, lalu beliau mengatakan,
سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتَنِ
“Subhanallah, betapa banyak fitnah yang turun di malam ini.” (HR. Bukhari 115).
Ada juga dalam kasus lain, beliau juga pernah merasa terheran ketika melihat ancaman besar dari langit, terutama bagi orang yang memiliki utang.
Dari Muhammad bin Jahsy radhiallahu ‘anhu, “Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ke arah langit, kemudian beliau bersabda,
سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ
“Subhanallah, betapa berat ancaman yang diturunkan ….”
Kemudian, keesokan harinya, hal itu saya tanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, ancaman berat apakah yang diturunkan?’
Beliau menjawab,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ ثُمَّ أُحْيِىَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ
‘Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), sementara dia masih memiliki utang, dia tidak masuk surga sampai utangnya dilunasi.'” (HR. Nasa’i 4701 dan Ahmad 22493; dihasankan al-Albani).
Kata Ali Qori, Rasulullah SAW mengucapkan Subhanallah karena takjub (keheranan) melihat peristiwa besar yang turun dari langit. (Mirqah al-Mafatih, 5/1964).
Sumber : TRIBUNJABAR