Penanganan Covid

Penyebab Pasien Covid-19 Banyak Meninggal saat Isolasi Mandiri, Sebagian Karena Tak Dapat RS

Banyak pasien Covid-19 yang tiba-tiba meninggal saat isolasi mandiri di rumah. Padahal pasien itu tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta).

Editor: Rohmayana
HUMAS KOTA JAMBI
Tim PSC Dinkes Kota Jambi melakukan penanganan dan penjemputan pasien isolasi mandiri Covid-19 Kota Jambi yang mengalami pemburukan kondisi akibat Covid-19 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pasien Covid-19 yang tiba-tiba meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Berdasarkan data LaporCovid-19, sebanyak 2.313 pasien kasus corona meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.

Data ini dihimpun dari 16 provinsi dan 78 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Nyawa mereka tak tertolong karena rumah sakit penuh.

Hal tersebut diperparah dengan minimnya tim kesehatan yang memantau para pasien tersebut.

"Angka 2.313 ini adalah sumbangsih dari rekap LaporCovid-19, kemudian dari CISDI," kata Data Analyst LaporCovid-19 Said Fariz Hibban dalam konferensi pers daring di kanal Youtube LaporCovid19, Kamis (22/7/2021).

Ternyata ada penyebab yang mengakibatkan pasien Covid-19 tiba-tiba kehilangan kesadaran.

Padahal pasien tersebut tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta).

Hal ini memunculkan pertanyaan publik terkait efektivitas perawatan sendiri di rumah, khususnya pada Orang Tanpa Gejala (OTG) dan pasien gejala ringan.

Banyak yang khawatir, penanganan yang dilakukan tidak tepat sehingga berakibat menghilangkan nyawa pasien.

Dokter Daeng M Faqih, SH, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, pasien meninggal saat isolasi mandiri umumnya disebabkan gejala pemburukan yang tidak mendapatkan pertolongan.

Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan gradasi keparahan infeksi sehingga seharusnya mendapatkan perawatan lebih.

Ia menguraikan, gradasi pasien Covid-19 terdiri dari lima tahapan yakni OTG, ringan, sedang, berat dan kritis.

Ketika mengalami pemburukan, pasien isoman otomatis naik menjadi level sedang dan harus dibawa ke rumah sakit.

"Mungkin memang agak berat faktanya, tapi kasus isoman meninggal itu karena seharusnya dibawa ke rumah sakit, bukan lagi isolasi mandiri," jelasnya dalam diskusi media bertajuk Dukungan Good Doctor untuk Program Vaksinasi Nasional dan Penanganan COVID-19 di Indonesia secara virtual pada Kamis (22/07/2021).

Baca juga: ICW Tuding Putri Moeldoko dan Anak Ribka Tjiptaning Terlibat Bisnis Obat Ivermectin

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved