Jamur Hitam Disebut Sangat Agresif, Bisa Serang Pasien yang baru Sembuh dari Covid-19

Kasus jamur hitam itu bersamaan dengan Covid-19, tingkat kematian pun tak main- main capai di atas 50 persen.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
AP PHOTO/Rajesh Kumar Singh
Anggota keluarga meletakkan bunga di atas jenazah Rajendra Prasad Mishra (62) yang meninggal karena Covid-19 sebelum dikremasi di Sungai Gangga, Prayagraj, India, 8 Mei 2021. 

TRIBUNJAMBI.COM - Belum selesai Covid-19 kini Jamur hitam menghantui India termasuk dunia.

Kasus jamur hitam itu bersamaan dengan Covid-19, tingkat kematian pun tak main- main capai di atas 50 persen.

Pemerintah India akhirnya nyatakan jamur hitam sebagai epidemi pada Mei 2021, kasus jamur hitam ini melonjak dan media sosial dibanjiri bantuan meminta obat untuk pengobatan.

Data yang diajukan pemerintah pada Selasa lalu menunjukkan, jumlah kasus jamur hitam mencapai puncak pada Mei dan Juni lalu, kemudian sejak itu menurun secara substansial.

Namun surat kabar Hindustan Times pada Senin (19/7/2021) juga buat laporan bahwa sudah terjadi peningkatan kasus di kalangan negara bagian Rajasthan.

Pada Selasa (20/7/2021), Kementerian Kesehatan India juga catat lebih dari 45.000 kasus jamur hitam dalam dua bulan terakhir.

Menkes Junior India, Bharati Pravin Pawar, menyampaikan ke parlemen, lebih dari 4.200 orang sudah meninggal akibat jamur itu.

Baca juga: Pemkab Bungo Siapkan Lahan 2 Ha untuk Pemakaman Pasien Covid-19

Jamur Hitam ini sebelumnya sangat jarang terjadi namun, akhir-akhir ini kasusnya naik berbarengan dengan virus corona, dan terlebih banyak menyerang pasien setelah sembuh dari Covid-19.

Jamur hitam ini disebut adalah penyakit yang sangat agresif.

Ahli bedah terpaksa hilangkan mata atau hidung dan rahang pasien agar tak menyebar ke otak.

Kantor berita AFP juga laporkan untuk tingkat kematian bahkan hingga di atas 50 persen.

Menurut data pemerintah India, unutk jumlah kasus jamur hitam yang terjadi di India sendiri ada laporan dari negara bagian Maharashtra, yaitu 9.348 kasus.

padahal sebelum masa pandemi virus corona, rata-rata hanya ada 20 kasus jamur hitam setiap tahunnya.

Waktu itu hanya orang-orang dengan kekebalan lemah yang berisiko terinfeksi, termasuk mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi, HIV atau penerima transplantasi organ.

Para ahli mengaitkan kenaikan kasus jamur hitam India baru-baru ini dengan penggunaan steroid yang berlebihan untuk mengobati Covid-19.

SUMBER: Tribun Batam

Baca juga: Porprov Ditunda, Ketua KONI Tanjabbar Sebut Atlet 36 Cabor Sudah Lakukan Persiapan dengan Latihan

Baca juga: Profil Rio Waida Atlet Pembawa Bendera Indonesia di Defile Olimpiade Tokyo 2020

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved