Banjir Bandang di Jerman Pekan Lalu, Ratusan Orang Belum Ditemukan
Banjir bandang yang terjadi di Eropa terutama di Jerman mengejutkan dunia. Bencana alam tersebut dianggap terburuk dalam 60 tahun terakhir. Bencana
TRIBUNJAMBI.COM - Banjir bandang yang terjadi di Eropa terutama di Jerman mengejutkan dunia.
Bencana alam tersebut dianggap terburuk dalam 60 tahun terakhir.
Bencana tersebut menewaskan ratusan orang dan kini menjadi perbincangan publik dimana para pejabat saling menyalahkan.
pejabat Jerman menolak anggapan bahwa mereka telah berbuat terlalu sedikit untuk bersiap menghadapi banjir pekan lalu.
Mereka mengatakan sistem peringatan telah berhasil, karena jumlah korban tewas akibat bencana alam terburuk negara itu hanya sekitar 160 orang.

Banjir telah menghancurkan sebagian Eropa Barat sejak Rabu lalu. Terutama di negara bagian Rhineland Palatinate di Jerman dan Rhine-Westphalia Utara, serta sebagian dari Belgia.
Di distrik Ahrweiler selatan Cologne, sedikitnya 117 orang tewas.
Polisi memperingatkan bahwa jumlah korban tewas hampir pasti akan meningkat seiring pembersihan berlanjut dari banjir yang biayanya diperkirakan akan meningkat menjadi miliaran.
Jumlah korban tewas yang tinggi telah menimbulkan pertanyaan seputar mengapa begitu banyak orang tampaknya terkejut dengan banjir bandang.
Politisi oposisi di Jerman menyatakan jumlah korban tewas mengungkapkan kegagalan serius dalam kesiapsiagaan banjir Jerman.
Seehofer, salah seorang politisi oposisi, mengatakan sebagai tanggapan bahwa Layanan Meteorologi Nasional Jerman (DWD) mengeluarkan peringatan ke 16 negara bagian Jerman
Baca juga: Kondisi Punggung Cita Citata Melepuh Gegara Diserang Tomcat: Sudah Tiga Hari Badan Meriang Panas
Baca juga: Sebut Ayu Ting Ting Ingin Dinikahi, Denny Darko Ramal Soal Robby Purba: Pingin Cepat, Gak Sabar Lagi
Dari sana ke distrik dan komunitas yang memutuskan di tingkat lokal bagaimana merespons.
"Sangat tidak terbayangkan jika bencana seperti itu dikelola secara terpusat dari satu tempat saja," kata Seehofer kepada wartawan, Senin. "Anda membutuhkan pengetahuan lokal."
"Kritik terhadap tanggap darurat adalah "retorika kampanye pemilu yang murah", katanya.
Kehancuran akibat banjir, yang oleh para ahli meteorologi dikaitkan dengan dampak perubahan iklim, dapat mengguncang pemilihan federal Jerman pada bulan September, yang sampai sekarang jarang dibahas mengenai iklim.