Kasus Penganiayaan
Oknum Satpol PP Gowa yang Pukul Wanita Saat Penertiban PPKM Darurat Akhirnya Jadi Tersangka
Oknum Satpol PP yang pukul wanita pemilik warung kopi di Gowa saat penertiban PPKM Darurat akhirnya resmi dijadikan sebagai tersangka.
TRIBUNJAMBI.COM - Oknum Satpol PP yang pukul wanita pemilik warung kopi di Gowa saat penertiban PPKM Darurat akhirnya resmi dijadikan sebagai tersangka.
Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berinisial MH itu akhirnya viral di media sosial karena pukul wanita pemilik watung kopi di Gowa.
MH bahkan sudah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Sekretaris Satpol PP Kabupaten Gowa mulai Senin (19/7/2021).
Diketahui, sebuah video yang menampilkan oknum Satpol PP Gowa aniaya pemilik warung kopi atau warkop sempat viral di media sosial.
Bahkan hingga Kamis (15/7/2021) pagi, kata kunci Satpol PP masuk daftar Trending Twitter Tanah Air.
Caci-maki netizen ditujukan kepada aparat Satpol PP Kabupaten Gowa yang memukul wanita.
Baca juga: Apa itu Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19? Apa Saja Syarat Jadi Pendonor?
Kini, surat perintah penonaktifan tersebut belum keluar lantaran bertepatan dengan hari libur kantor.
"Kalau soal nonjob dia sudah nonjob saat kasus ini viral,
tapi SK (Surat Keputusan) penonaktifan sebagai Sekretaris Satpol PP belum keluar dan kami pastikan SK tersebut akan keluar pada hari Senin sebab besok sudah hari Sabtu, kantor sudah tutup" kata Kasat Pol PP Kabupaten Gowa Alimuddin Tiro, yang dihubungi melalui telepon seluler pada Jumat, (16/7/2021).
Dikutip Tribunjambi.com dari Kompas.com, MH menjabat sebagai Sekretaris Satpol PP sejak 2019 dan sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang di Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa.
MH juga pernah menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gowa.
"Dia (MH) sudah hampir dua tahun menjabat sebagai Sekretaris Satpol PP dan sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang di Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa," kata Alimuddin Tiro.
MH ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Gowa atas kasus penganiyaan terhadap pasutri pemilik warung kopi yang terjadi pada Rabu, (14/7/2021) di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng saat menggelar razia Pemberlakuan Pembatasan Masyakat (PPKM).
Baca juga: Benarkah Air Kelapa Bisa Dipakai Terapi Penyembuhan Covid-19? Ini Penjelasan Ahli
Wanita yang Dipukul Ngaku Hamil
Riyana, seorang wanita yang dianiaya oknum Satpol PP Gowa saat penertiban PPKM Darutat akhirnya angkat bicara.
Meskipun suaminya sempat mengaku bahwa istrinya, Riyana sedang hamil, namun ia enggan di USG.
Riyana bahkan histeris saat menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Thalia, Panciro, Kecamatan Bajeng pada Kamis (15/7/2021) sore.
Berdasarkan pengakuan korban, Riyana tengah hamil 9 bulan.
"Kondisi hamil, menurut informasi dan pengakuan korban sementara hamil 9 bulan," kata Kanit Reskrim Polsek Bajeng Ipda Harianto.
Baca juga: Kapolda Jambi Bagikan 150 Paket Sembako ke Warga Terdampak Covid-19 di Parit Babeko Tanjabtim
Melansir Tribun Timur, Riyana justru mengurai cerita lain soal kehamilannya.
Riyana sempat histeris ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Thalia, Panciro.
Menurut Riyana, setelah dicek petugas medis di rumah sakit tersebut menyatakan dirinya tak hamil.
"Laki-laki dia cek perut saya. Baru dia bilang pantas dipukul Satpol PP karena begitu gayamu," kata Riyana menirukan ucapan petugas medis.
Baca juga: Apa Penyebab Cuaca Terasa Lebih Dingin Akhir-akhir Ini? Ternyata Karena Fenomena Alam Ini
Petugas medis bermaksud melakukan USG, namun Riyana menolak.
Riyana mengaku sedang menjalani sebuah pengobatan.
"Saya kan dalam pengobatan. Bisa lihat FB saya dan bulan lalu perut saya memang berbeda dan saya memang tidak ke dokter," katanya.
Riyana menekankan meski tak ke dokter namun ia memiliki bukti bahwa sedang hamil.
Riyana mengklaim kehamilannya tersebut tak bisa dilihat oleh dokter.
"Kalau ke dokter memang tidak bisa, tidak nampak. Bisa buka FB saya tiap bulan perut saya bagaimana, kadang besar dan sebentar kempes," kata Riyana.
Riyana mengaku terkahir datang bulan tiga bulan lalu.
Ia mengaku mengetahui kehamilannya ini dari seorang tukang urut.
"Masalahnya ini pengobatan sendiri pak, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika.
Iya tukang urut yang bilang saya hamil dan saya sendiri," katanya. (*)
SUMBER : KOMPAS.COM