Kelompok Lekagak Telenggen Kocar-kacir Ditinggal Anggotanya, Begini Kondisi Mimika Papua Sekarang

Sejumlah faksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Lekagak Telenggen gagal masuk wilayah Mimika akibat dihalau TNI-Polri.

Editor: Teguh Suprayitno
Facebook/KOMNAS-TPNPB
Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng 

TRIBUNJAMBI.COM - KKB Papua kelompok Lekagak Telenggen kocar-kacir setelah anggotanya banyak yang menyerah.

Kapolres Mimika, Papua AKBP IGG Era Adhinata menjelaskan situasi wilayah Mimika, Papua terkini.

Menurutnya, situasi Mimika kini sudah lebih aman dan banyak anggota KKB Papua yang menyerah.

Bahkan, sejumlah faksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Lekagak Telenggen gagal masuk wilayah Mimika akibat dihalau TNI-Polri.

AKBP IGG Era Adhinata menyebut sudah banyak anggota KKB Papua di wilayahnya yang menyerah dan memilih kembali ke tengah masyarakat, untuk bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya membangun kehidupan dan masa depan yang lebih menjanjikan.

"Itu sudah banyak, tapi kami tidak bisa menyampaikannya secara terbuka, karena ini berkaitan dengan keamanan diri mereka dan keluarganya," kata AKBP IGG Era Adhinata, dilansir dari Antara.

Ia mengatakan upaya merangkul dan mengajak warga yang sempat bergabung dengan KKB Papua kembali ke pangkuan NKRI menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, tidak saja aparat TNI dan Polri, tetapi juga pemerintah daerah.

Menurut Kapolres Mimika, dalam setahun terakhir pergerakan KKB Papua di wilayah Mimika, terutama di Distrik Tembagapura dan sekitarnya semakin berkurang.

Sejumlah faksi KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen yang sebelumnya bergabung dan mendatangi wilayah Distrik Tembagapura pada Februari 2020, sudah kembali ke daerah asal mereka masing-masing.

Kelompok-kelompok itu disebut berasal dari wilayah Ilaga, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Nduga.

"Tahun lalu sekitar bulan Februari itu ada banyak kelompok KKB Papua yang datang ingin mengganggu Tembagapura, namun aparat berhasil melakukan pencegahan, sehingga mereka kembali ke daerahnya masing-masing.

Sudah hampir satu tahun ini tidak ada lagi gangguan keamanan di Mimika, terutama di wilayah Tembagapura," kata AKBP Era Adhinata.

Meski begitu, katanya, upaya deteksi dini terhadap pergerakan KKB yang ingin mengganggu keamanan di wilayah Mimika, khususnya Tembagapura yang merupakan kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia harus terus dilakukan.

Kapolres Mimika meminta dukungan dari berbagai komponen masyarakat setempat untuk membantu memberikan informasi jika mengetahui adanya pergerakan KKB Papua yang ingin mengganggu situasi keamanan di wilayah Mimika.

Komandan Brigade Infanteri 20 Ima Jaya Keramo/3 Kostrad Letkol Inf Arynovian Sampurno mengakui bahwa situasi keamanan di wilayah Mimika akhir-akhir ini semakin kondusif, sehingga warga setempat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa rasa takut dan khawatir dengan adanya ancaman oleh KKB.

"Kita harapkan wilayah Mimika selalu dalam keadaan aman dan kondusif. Kalau situasi daerah aman maka tentu masyarakat bisa membangun, semakin lebih maju dan sejahtera," kata Letkol Arynovian.

Situasi berbeda justru dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di sejumlah kabupaten di wilayah pegunungan Papua, seperti Kabupaten Puncak, Intan Jaya, Nduga, Yahukimo dan lainnya yang hingga kini masih sering dilanda konflik, bahkan kasus kekerasan yang didalangi oleh kelompok separatis bersenjata.

Aksi Brutal KKB Papua Meningkat

Anggota KKB Papua. Lekagak Telenggen, Komandan TPNPB-OPM/Pimpinan KKB Papua yang dikenal brutal tembak mati Kopassus hingga Tukang Ojek.
Anggota KKB Papua. Lekagak Telenggen, Komandan TPNPB-OPM/Pimpinan KKB Papua yang dikenal brutal tembak mati Kopassus hingga Tukang Ojek. (Foto via Wordpress.com)

Sementara itu, aksi KKB Papua semakin meningkat di Kabupaten Puncak hingga Yahukimo.

Irjen Mathius D Fakhiri mengakui gangguan keamanan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terus meningkat.

Hal tersebut diketahui setelah pihaknya mencatat perbandingan antara tahun 2020 dengan 2021 dalam rentang bulan Januari hingga Juni ini.

"Memang benar terjadi peningkatan kasus akibat gangguan KKB, yakni tercatat 33 kasus yang terjadi di lima kabupaten," kata Kapolda Fakhiri dikutip dari Antara.

Adapun lima kabupaten yang mengalami peningkatan gangguan oleh KKB Papua.

Berikut daftarnya.

1. Kabupaten Puncak 17 kasus

2. Kabupaten Intan Jaya 9 kasus

3. Kabupaten Mimika 2 Kasus

4. Kabupaten Yahukimo 2 kasus

5. Pegunungan Bintang 2 kasus

Fakhiri mengungkapkan gangguan keamanan yang dilakukan KKB Papua terbanyak yakni kasus penembakan.

Dari kasus tersebut, mengakibatkan 23 orang meninggal, termasuk 10 anggota TNI-Polri dan 9 warga sipil.

"Sedangkan anggota KKB Papua yang tewas tercatat empat orang," tutur Irjen Fakhiri.

Fakhiri mengatakan, pihaknya memprediksi akan terjadi kenaikan kasus dan menjadi ancaman kepada warga sipil.

Karena itu, Fakhiri mengingatkan kepada warga sipil untuk tetap waspada.

Lebih lanjut, ketika ditanya tentang kasus penyalahgunaan senjata api, Kapolda Papua mengaku tercatat ada 10 kasus.

Dari 10 kasus, 5 kasus di antaranya terjadi di Polres Jayapura.

Sedangkan lainnya terjadi di Kabupaten Merauke, Nabire, Boven Digul dan Kab. Puncak Jaya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Situasi Terkini Mimika Aman dan Banyak Anggota KKB Papua Menyerah, Lekagak Telenggen Cs Hengkang.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved