Rahasia Suku Baduy Tidak Ada Sama Sekali Kasus Covid-19, Ternyata Patuh dengan Nasihat Tetua Adat
Satu di antara puluhan ribu desa di Indonesia, yakni Desa Kanekes, Kabupaten Lebak dinyatakan nol kasus Covid-19 yakni masyarakat Suku Baduy
TRIBUNJAMBI.COM - Dari sekian banyak daerah di Indonesia ternyata ada daerah yang didaerahnya tidak ada yang terkena Virus Corona alias nol persen kasus Covid-19.
Satu di antara puluhan ribu desa di Indonesia, yakni Desa Kanekes, Kabupaten Lebak dinyatakan nol kasus Covid-19.
Desa tersebut ternyata menaungi masyarakat adat Suku Baduy.
Hal tersebut n oleh dr. Maytri Nurmaningsih, Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak, Banten.
Bertugas di wilayah masyarakat Suku Baduy Dalam maupun Baduy Luarm dr. Maytri mengungkap fakta mengejutkan.
Bahwa sejak Maret 2020 hingga Juni 2021, tidak ada sama sekali kasus positif Covid-19 di Baduy.
"Dari pandemi awal Maret 2020 sampai sekarang Juni 2021 ini kita tidak menemukan satu pun kasus positif Covid-19 di Baduy," kata dr. Maytri dalam tayangan Rosi Kompas TV, Kamis (1/7/2021).
Dikutip Tribunjambi.com, dr. Maytri mengurai rahasia mengapa Baduy nol persen Kasus Positif Covid-19.
Diungkap dr. Maytri, pada awal kasus Covid-19 di Indonesia Maret 2020, Kabupaten Lebak sudah melakukan PSBB termasuk wilayah Baduy.
Usai melakukan PSBB, dr. Maytri bersama karyawan puskesmas lain pun berinisiatif membentuk satgas Covid-19.
Tujuannya adalah untuk memberikan sosialisasi kepada seluruh warga Kabupaten Lebak, termasuk masyarakat Suku Baduy.
"Hal-hal yang dilakukan ketika PSBB itu, saya dan karyawan puskesmas membentuk satgas covid yang bekerja sama dengan satgas covid kecamatan dan desa. Setelah itu kami sosialisasi ke masyarakat Suku Baduy mengenai apa itu PSB, apa itu covid," ungkap dr. Maytri.

Foto Masyarakat Suku Baduy - Kasus Covid-19 di Baduy Nol Persen, Kepala Puskesmas Ungkap Rahasia, dr Tirta Kagum (Kompas.com/Anggita Muslimah)
Baca juga: Doa dan Zikir di Tengah Malam Menurut Anjuran Rasulullah SAW, Lengkap dengan Artinya
Kala itu, dr. Maytri dan jajarannya melakukan sosialisasi mengenai hal-hal dasar mengenai Covid-19.
Terutama kepada masyarakat Baduy, dr. Maytri mengaku harus menjelaskan secara terperinci.
"Waktu itu kita mensosialisasikan Virus Covid-19 gejalanya seperti apa. Lalu usaha agar tidak tertular Covid-19 itu seperti apa. (Penjelasan) masih dasar. Karena masyarakat Suku Baduy itu harus detail sekali," akui dr. Maytri.
Sosialisasi dari dr. Maytri dan pegawai Puskesmas pun dilakukan hingga sekarang.
Sering mendapat sosialisasi, masyarakat Suku Baduy pun kini sudah paham betul tentang bahaya covid.
Masyarakat Baduy lantas mempraktekan cara-cara yang disosialisasikan petugas guna menghindari penyebaran Covid-19.
Baca juga: Lowongan Kerja Jambi 3 Juli 2021 untuk Lulusan D3 dan Lulusan S1
Penasaran, Rosiana Silalahi selaku pembawa acara pun melayangkan pertanyaan.
Apakah benar wilayah Baduy nol kasus Covid-19 karena tidak pernah dites ?
Mengenai pertanyaan tersebut, dr. Maytri membantahnya.
Kawasan Suku Adat Baduy (Kemenparekraf RI)
"Tidak ada warga Baduy yang positif Corona karena enggak ada yang dilacak dan dites ?" tanya Rosi.
"Di tahun 2020, setelah melakukan sosialisasi, kita melakukan rapid test massal. Swab PCR massal pun dilakukan," ujar dr. Maytri.
"Jadi enggak benar tidak dilakukan pelacakan ?" tanya Rosi lagi.
"Iya dilakukan, sampai hari ini pun dilakukan (test Covid untuk warga Baduy)," ujar dr. Maytri.
"Untuk Baduy Luar dan Baduy Dalam tidak ada kasus covid. Untuk Baduy Luar ada beberapa yang mobile tapi hanya di Ibukota Kabupaten saja tidak keluar, tapi itu tahun 2020, semenjak 2021 tidak lagi. Yang saya tahu ya," sambung dr. Maytri.
Baca juga: Siap-siap Menderita! Shandy Aulia Nekat Bawa 15 Pengacara, Hotman Paris Turun Tangan Lawan Sosok Ini
Mendengar cerita dr. Maytri, dokter sekaligus influences dr Tirta Mandira pun kagum.
dr Tirta telah paham bahwa sejatinya, warga Suku Baduy sangat patuh pada perkataan tetua adat.
"Saya sudah memahami yang Suku Baduy ini dari beberapa waktu lalu bahwa tetua adat di Baduy ini perlu kita contoh. Jadi warga Baduy itu adalah warga yang terikat antara hubungan kekeluargaannya, manusianya dan ketua adat," ungkap dr Tirta.
Selain karena patuh, wilayah Baduy bisa terbebas dari Covid-19 juga karena punya dua rahasia lain.
Diakui dr Tirta, masyarakat Baduy menjauhi perdebatan dan menjalani gaya hidup sehat.
"Ketika ketua adat ada statement A, semua warganya patuh, jadi aktivitasnya bisa dikontrol. Warga di sana itu menjauhi perdebatan. Mereka juga meminum jahe anget dan menjauhi gaya hidup bermalas-malasan. Gaya hidup sehat warga Baduy itu yang membuat mereka terbebas dari Covid," pungkas dr Tirta.
Karenanya, dr Tirta menyebut bahwa warga Indonesia harus mencontoh masyarakat Suku Baduy.
"Jadi warga Baduy ini harus kita contoh. Ternyata orang yang patuh dan kompak antara warga dan ketua adat bisa membebaskan diri dari pandemi," ujar dr Tirta.
Pernyataan dr Tirta itu turut dibenarkan oleh dr. Maytri.
Diakui dr. Maytri, masyarakat Baduy sangat taat kepada aturan pemerintah.
"Pelajarannya mereka itu disiplin. Dan pada dasarnya masyarakat Baduy itu patuh pada aturan pemerintah, patuh pada tetuah adat," kata dr. Maytri. (*)
SUMBER : TribunnewsBogor.com /Penulis: khairunnisa
