Gunakan Senjata Rampasan, OPM Papua Lakukan Teror, 4 Orang Meninggal Dunia
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan teroris OPM itu menggunakan senjata ram
TRIBUNJAMBI.COM - Aksi teror yang diduga dilakukan OPM Papua kembali terjadi terjadi di Kampung Bingki, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (24/6/2021).
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan teroris OPM itu menggunakan senjata rampasan.
Senjata itu dipastikan milik TNI yang dirampas beberapa waktu lalu.
"Aksi pembunuhan terhadap pekerja tambang dan pekerja proyek jembatan PT. Seremoni di Kabupaten Yahukimo yang menyebabkan 4 orang MD (meninggal dunia) dan 1 orang luka tembak, diduga pelakunya adalah Kelompok Tandius Gwijangge alias Tandius Murib dimana senjata yang digunakan yaitu senjata milik anggota yang dirampas oleh mereka saat anggota Satgas melakukan pengamanan proyek di Bandara Nop Goliat Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo," kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
Baca juga: CERITA Sukro Penumpang KMP Yunice yang Selamat Karena Berani Keluar dari Kapal Tenggelam
Baca juga: Ikatan Cinta 30 Juni 2021: Flashdisk Berisi Video Pengakuan Roy Tertukar
Baca juga: Setelah Jokowi, Kini Giliran Ketua KPK Firli Bahuri Dikritik BEM UI: Sederet Prestasi Firli
Kejadian Bermula dari kelompok teroris OPM itu menyerang Satgas yang sedang melaksanakan pengamanan proyek tanggul di Bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo pada 18 Mei 2021.
Penyerangan itu mengakibatkan dua satgas itu gugur dan 2 pucuk senjata hilang dibawa kelompok itu.
Suriastwa menegaskan aksi ini dapat membuka mata semua pihak.
Bahwa benar kelompok ini merupakan musuh bersama dan harus dilawan bersama agar tidak ada lagi korban.
"Mereka ini kan teroris, yang tidak ingin Papua dibangun menjadi maju dan sejahtera serta menjadikan masyarakat sipil sebagai korban aksi-aksi terornya," tegas Suriastawa.
Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengecam aksi teror tersebut.
Ia berharap aparat keamanan segera menangkap para pelaku dan aktor intelektualnya.
"Datanya (daftar kelompok teroris) kan, katanya sudah ada semua. Termasuk aliran-aliran dana ke Teroris ini. Jadi jangan sungkan-sungkan, kejar dan tangkap pelakunya dan aktor intelektual di belakangnya," kata Bobby.
Menurut Bobby, aparat keamanan juga perlu mengevaluasi operasi keamanan di Yahukimo.
Sebab gerakan teroris di kawasan itu dinilai cukup intens.
Bobby juga menyinggung soal dana otonomi khusus (otsus) yang saat ini tengah digodok.