Gibran Tutup Sekolah yang Muridnya Rusak Makam, Ferdinand Singgung Ini: Top, Jangan Tiru Itu Jakarta
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan menutup sekolah yang muridnya diduga melakukan perusakan belasan makam karena tidak berizin.
TRIBUNJAMBI.COM, SOLO-- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan menutup sekolah yang muridnya diduga melakukan perusakan belasan makam karena tidak berizin.
Langkah ini langsung mendapat pujian dari pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean membandingkan kepemimpinan Gibran di Solo dengan kepemimpinan di Pemprov DKI Jakarta.
Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa Gibran menjadi contoh pemimpin yang tidak takut kepada kekuatan radikalisme.
"Top..!! Jadi pemimpin harus begini, tidak boleh takut pada kekuatan radikal.
Lindungi bangsamu dengan berani..!
Jangan tiru Jakarta yang Gubernurnya tak berani sekedar keluarkan surat edaran larangan ASN Pemprov DKI Terlibat ormas radikal..! Sekutu..!" tulis Ferdinand Hutahaean di Twitter dikutip pada Rabu (24/6/2021).
Baca juga: Pak RT Kepergok Berhubungan Intim dengan Istri Orang, Malah Emosi hingga Akhirnya Dihajar Masa
Rencana penutupan sekolah itu buntut perusakan makam yang dilakukan sejumlah siswanya.
Selain itu, sekolah tersebut melanggar Surat Edaran No 067/1869 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Peran Satuan Tugas Tingkat Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Solo.
Dalam SE nomor 7 huruf b poin 4 dijelaskan sekolah yang ingin menggelar tatap muka harus memdapatkan izin dari wali kota sesuai kewenangannya melalui rekomendasi dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Solo.
"Sekolahnya apakah sudah berizin? Kok selama penutupan sekolah ini (masih Covid-19) kok bisa tatap muka (PTM).
Baca juga: Kisah Presiden Soekarno Saat Meminjam Uang Kepada TD Pardede untuk Bayar Utang dan Beli Cat
Izinnya seperti apa. Yang lain tutup (daring) kok dia PTM.
Dari prokesnya aja sudah tidak tepat. Yang jelas sekolahnya harus ditutup," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021).
Gibran mengatakan telah menyerahkan ke polisi. Kemudian siswanya akan dilakukan pembinaan.
"Pasti yang jelas anak-anak yang kemarin itu akan kami bina dan harus diluruskan mindset-nya. Siswanya banyak yang luar kota sebenarnya," terang dia.
Baca juga: Remaja Putri Menjadi Korban Rudapaksa Oknum Polisi, Kejadian Terjadi Di Kantor Polisi