Berita Nasional

Penjaga Mesin Air Tewas Diterkam Buaya yang Sering Diberinya Makan, Begini Kondisi Jasad Korban

Kasus buaya mangsa manusia kembali terjadi, kali ini terjadi di Belitung Timur dan menimpa seorang penjaga mesin air

Editor: Andreas Eko Prasetyo
pixabay.com
Ilustrasi dimangsa buaya 

TRIBUNJAMBI.COM - Konflik manusia dengan hewan kembali terjadi, kali ini pria bernama Jupri Ahmad (53), yang diduga diterkam buaya yang sebelumnya kerap diberinya makan.

Korban merupakan Warga Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Jupri diketahui bekerja sebagai penjaga mesin air PT Belitung Sand Mining (BSM) yang diduga diterkam buaya di rawa sungai Desa Dukong Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur.

Melansir dari BangkaPos.com, Jupri juga disebut gemar memberi makan binatang buas tersebut ketika bekerja.

Hal itu disampaikan langsung oleh rekan kerja korban yang juga mandor lapangan divisi pasir bangunan PT BSM, Mustadi (43).

"Sering marahin saya katanya mereka harus diberi makan biar tidak mengganggu. Sering dikasih makan anjing," ujar Mustadi pada Sabtu (19/6/2021).

Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021).
Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021). (Ist/Humas Basarnas Belitung)

Kronologis

Mustadi turut menceritakan, awalnya ada empat orang yang kala itu berada di sekitar TKP yaitu di rawa yang berada dalam kawasan PT BSM, Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur.

Sementara tiga orang lainnya yang termasuk dirinya sudah pulang meninggalkan lokasi.

Tinggal Jupri sendirian karena ia juga sempat bilang ke Mustadi ingin cuci tangan terlebih dahulu baru pulang.

Lalu usai itu beberapa lama Jupri tak balik ke camp, Mustadi dan rekannya pun menyusul ke lokasi lagi.

Ternyata dari lokasi itu sudah tidak ada orang hanya tinggal motor, dompet, ponsel, dan kartu identitas korban.

"Saat ke lokasi saya lihat ada semacam cakaran di tanah tepi kolong dekat lokasi. Jadi kemungkinan besar dia mencakar tanah tersebut saat ditarik ke dalam air," ujar Mustadi.

Sampai pukul 11.30 WIB korban pun belum bisa ditemukan pula dan Tim SAR Gabungan masih berusaha mencari korban.

Baca juga: Tubuh Juperi Tak Utuh Lagi Saat Ditemukan, Diseret Buaya yang Biasa Diberi Makan

Baca juga: Cara Menghilangkan Bekas Jerawat yang Hitam - Minyak Kelapa, Madu, Lemon, Lidah Buaya

Baca juga: Dadang Buaya Ngamuk di Koramil & Polsek,Ternyata Memang Sering Buat Onar, Sudah Lama Diincar Polisi

Proses Pencarian Korban

Melansir Kompas.com, upaya untuk pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan terkendala banyaknya ranting pohon dan lokasi yang dihuni oleh kawanan buaya.

"Pencarian dilanjutkan besok pukul tujuh pagi. Hari ini ada beberapa kendala seperti banyaknya ranting di muara dan lokasinya itu banyak buaya," ujar Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli dalam pesan WhatsApp, Sabtu (19/6/2021).

Fazzli juga menuturkan, laporan orang hilang pertama kali diterima pada hari Jumat (18/6/2021) malam.

Tim pun langsung bergerak ke lokasi dan tiba sekitar pukul 02.00 WIB.

"Ada tiga tim yang melakukan pencarian, termasuk dari pihak perusahaan yang menggunakan ekscavator," ujar Fazzli.

Evakuasi

Melansir Bangkapos.com. proses dari evakuasi Juperi Ahmad yang dilakukan Tim SAR gabungan berlangsung dramatis karena dijaga dua ekor buaya.

Awalnya, pencarian pun dibagi menjadi dua tim, yakni penyisiran darat dan penyisiran air.

Korban yang ditemukan sekitar pukul 10.27 WIB, oleh tim air.

Komandan Pos (Danpos) SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim menyampaikan proses evakuasi dilakukan secara cepat karena dikhawatirkan akan adanya serangan binatang buas dari seputar tempat tersebut.

"Saat ditemukan kondisi korban sudah tidak utuh lagi, dan ditunggui dua ekor buaya, kami harus bergerak cepat agar tidak rerjadi hal yang tidak diinginkan," ujar Rahmat kepada Bangkapos.com, Minggu (20/6/2021).

Baca juga: Cara Perpanjang Masa Aktif Kartu Telkomsel Tanpa Isi Pulsa, Cukup Tekan *999# atau Buka MyTelkomsel

Baca juga: Sudah Lama Novel Baswedan Ingin Disingkirkan dari KPK, Alasannya Tak Masuk Akal

Baca juga: Sudah Lama Novel Baswedan Ingin Disingkirkan dari KPK, Alasannya Tak Masuk Akal

Proses evakuasi dari jasad korban sekitar 10 menit, awalnya tim telah penyisir air memasuki alur bandar rawa melalui cara mendayung perahu karet, karena lokasi banyak kayu dan ditumbuhi tumput sehingga tidak dapat menggunakan mesin.

Pengambilan dari jasad korban pun tidak dapat dilakukan sekaligus gegara kondisi korban yang sudah tidak utuh lagi, sehingga harus menggunakan dua kontong mayat.

Selanjutnya, jasad korban pun dibawa kedaratan, sekitar pukul 11.00 WIB. Jasad korban langsung dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka yang berada di Desa Perawas, Tanjungpandan.

(*)

Berita lainnya seputar dimangsa  Buaya

SUMBER: GRIDHOT.ID

Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved