Jabatan Presiden Tiga Periode
Ade Armando: Hasil Survei Hampir Seluruh Responden Menolak Wacana Jokowi Maju Lagi di Pilpres 2024
berita nasional - Hasil survei mayoritas responden menolak wacana pencalonan kembali Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ade Armando: Hasil Survei Hampir Seluruh Responden Menolak Wacana Jokowi Maju Lagi di Pilpres 2024
TRIBUNJAMBI.COM - Satu kelompok relawan ingin Presiden Joko Widodo kembali maju pada Pilpres 2024, berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun, dari hasil survei lembaga Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC), mayoritas responden menolak wacana pencalonan kembali Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kelompok yang ingin Jokowi maju lagi di Pilpres 2024, membentuk Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 dan memiliki kantor sekretariat di kawasan Jakarta Selatan.
Jokowi sendiri masih tetap berpegang kepada aturan masa jabatan dua periode.
Sementara, hasil survei responden menolak wacana pencalonan kembali Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dikatakan Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando.
Ade Armando menjelaskan, hampir seluruh responden yang merupakan pemilih partai politik menolak Jokowi maju lagi untuk ketiga kalinya.
Menurut Ade Armando, berdasarkan hasil survei, pemilih Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) paling menolak Jokowi menjadi calon presiden.
"Kalau bicara mayoritas partai-partai yang ada, hampir semua mayoritas mengatakan tidak (setuju Jokowi maju kembali jadi Presiden untuk ketiga kalinya)," kata Ade Armando dalam rilis survei SMRC bertajuk Sikap Publik Indonesia terhadap Amandemen UUD 1945, secara daring, Minggu (20/6/2021).
"Pendukung partai-partai lain bilang, tidak terima kalau Jokowi maju kembali sebagai calon Presiden ketiga kalinya. Seperti biasa, yang paling tinggi adalah Gerindra 78 persen. Mereka tidak terima," sambungnya.
78 persen pemilih Jokowi tak setuju Jokowi maju lagi. Kemudian, pemilih Partai Demokrat sebanyak 75 persen.
• Sonny Wanimbo Kader Muda Partai Nasdem Dituding Jadi Donatur KKB, Total Harta Kekayaannya Rp 16 Juta
• Banyak Tekanan & Hinaan Novel Baswedan Mau Mundur Dari KPK, Merasa Tak Ada Perlindungan Dari Negara
• 2 Oknum Anggota Polri Penembak Laskar FPI Tidak Ditahan, Kombes Ahmad Ramadhan Ungkap Alasannya
PPP 71 persen, Golkar 54 persen, dan PKB 51 persen.
"Partai lainnya barangkali tidak terlalu menonjol, tapi bayangannya bahwa mayoritas menganggap bahwa sebaiknya Jokowi tidak maju lagi untuk ketiga kalinya," kata Ade Armando.
66 persen pemilih PDI Perjuangan setuju jika Jokowi kembali maju sebagai Presiden untuk ketiga kalinya.
Pemilih PAN sebanyak 53 persen, Partai Nasdem 52 persen, dan PKB 44 persen.
"Ini yang paling nyata segera terlihat adalah yang menyatakan setuju Jokowi kembali menjadi Presiden ketiga kalinya adalah PDI-P 66 persen. Jadi sangat tinggi persentasenya," kata dia.
Jabatan presiden cukup dua periode
Terkait pertanyaan soal masa jabatan Presiden hanya dua kali, didapatkan hasil yang cukup berbeda jauh.
Partai Demokrat mendapatkan persentase paling tinggi, yakni 93 persen. Disusul oleh PAN 90 persen, PKS 86 persen, dan Gerindra 83 persen.
"Namun (dalam pertanyaan ini) yang rendah kecederungannya PDI-P 65 persen. Dekat-dekat PDI-P ada Nasdem 66 persen," kata dia.
Hasil survei SMRC juga menunjukkan, baik pemilih Jokowi maupun Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, mayoritas sepakat bahwa jabatan presiden cukup dua kali.
Jokowi terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2019, sementara Prabowo kini menjabat Menteri Pertahanan.
"Kalau dibandingkan antara kelompok 2019 pemilih Jokowi dibandingkan kelompok pemilih Prabowo sama-sama tinggi persentasenya menyatakan, masa jabatan Presiden maksimal dua kali. Pendukung Jokowi 70 persen yang bilang begitu, pendukung Prabowo 82 persen," kata Ade Armando.
Namun, kata Ade Armando, jika dilihat dari pertanyaan apakah setuju Jokowi maju pada Pilpres 2024, ada 55 persen dari pemilih mantan gubernur DKI Jakarta itu yang setuju.
Padahal sebelumnya mereka telah sepakat bahwa maksimal presiden menjabat sebanyak dua periode.
"Walaupun persentasenya tidak begitu mutlak karena 38 persen menyatakan tak setuju Jokowi maju kembali," kata dia.
Untuk kelompok pemilih Prabowo, kata dia, ada 86 persen yang mengatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju presiden lebih dari dua periode.
Dari kelompok yang puas dan tidak puas terhadap kinerja Jokowi, terdapat 72 persen yang dari kalangan puas yang ingin agar jabatan Presiden tetap dua periode.

Selanjutnya, kalangan yang tidak puas terdapat 83 persen yang menyatakan agar jabatan Presiden hanya dua periode.
Tterkait dengan pertanyaan maju-tidaknya Jokowi pada tahun 2024, sebanyak 50 persen kalangan puas menyatakan setuju dan sebanyak 43 persen tidak setuju.
"Mereka yang tidak puas ada 86 persen yang tidak setuju. Mereka tidak setuju majunya Jokowi sebagai Presiden untuk ketiga kalinya," kata dia.
Adapun populasi survei SMRC ini dipilih secara random (multistage random sampling) kepada 1.220 responden dengan responses rate 88 persen atau sebanyak 1.072.
Kemudian margin of error atas survei tersebut adalah 3,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden survei adalah mereka yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih pada periode 21-28 Mei 2021.
Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024
Sebelumnya diberitakan, sekelompok relawan menginginkan Presiden Joko Widodo kembali maju pada Pilpres 2024, berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Padahal, Jokowi pernah menegaskan tak setuju dengan usul masa jabatan presiden diperpanjang tiga periode.
Bahkan Jokowi mencurigai pihak-pihak yang mengusulkan itu ingin menjerumuskan dan cari muka.
Sekretaris Jenderal Jokpro 2024 Timothy Ivan Triyono tak mempersoalkan pernyataan yang pernah dilontarkan Jokowi itu.
"Kalau ada statement begini dari beliau ya monggo. Coba tanyakan saja kepada Bapak Presiden apa maksudnya? Lalu siapa yang dituju? Siapa yang disasar?" kata Ivan kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Dikatakan, mereka tetap mengumpulkan dukungan masyarakat yang ingin Jokowi kembali maju bersama Prabowo.
Ia juga meminta gagasan komunitasnya itu tidak dipersoalkan.
"Kami tetap akan mengumpulkan dan mengampanyekan dukungan masyarakat agar Pak Jokowi bisa ketiga kalinya menjadi Presiden bersama Pak Prabowo Subianto," tutur dia
Ivan yakin Jokowi akan mendengarkan suara dan aspirasi masyarakat terkait dukungan untuk kembali menjadi presiden.
"Kita lihat nanti prosesnya bagaimana, konstelasinya seperti apa. Jadi saya meyakini betul Pak Presiden adalah kepala negara, pemimpin yang sangat mendengarkan suara dan aspirasi masyarakat. Bagi saya, mari kita lihat lagi prosesnya," ujarnya.
Sementara, Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman mengatakan, Presiden Jokowi masih tetap berpegang kepada aturan masa jabatan dua periode.
"Mengingatkan kembali, Presiden Jokowi tegak lurus konstitusi UUD 1945 dan setia terhadap Reformasi 1998," ujar Fadjroel, dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/6/2021).
Kata Fadjroel, Jokowi telah dua kali menyatakan menolak wacana jabatan presiden selama tiga periode.
Penolakan pertama disampaikan pada 2 Februari 2019.
Saat itu, kata Fadjroel, Jokowi menyinggung apabila ada pihak yang mengungkap presiden dipilih tiga periode memiliki motif tertentu.
"Satu, ingin menampar muka saya, yang kedua ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka, yang ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja," ujar Fadjroel, mengutip pernyataan Jokowi.
• AKSI Koboi Pengemudi Fortuner Hitam Tembakan Senjata di Dekat Rumah Jenderal, Pelaku Masih Buron
• KABAR TERBARU, Vaksin Sinovac Boleh Diberikan ke Anak Usia Lebih dari 3 Tahun
• Anggota TNI Kepergok Selingkuh dengan Istri Orang, Ngaku Sudah Berhubungan Sejak Tahun 2019
Penolakan kedua disampaikan pada 15 Maret 2021. Saat itu, Kepala Negara menyatakan tidak ada niat dan tidak berminat menjadi Presiden RI untuk tiga periode.
"Konstitusi mengamanahkan dua periode, itu yang harus kita jaga bersama. Janganlah membuat gaduh baru, kita sekarang fokus pada penanganan pandemi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penolakan atas Wacana Pencalonan Kembali Jokowi pada Pilpres 2024