Toni Manalu Diculik Lalu Dianiaya 6 Anggota TNI AL hingga Tewas, Gara-gara Urusan Mobil Calon Mertua

Bungka Patiar San Francisco Manalu alias Toni Manalu sempat hilang sebelum ditemukan tewas dengan penuh luka lebam.

Editor: Teguh Suprayitno
kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Bungka Patiar San Francisco Manalu alias Toni Manalu sempat hilang sebelum ditemukan tewas dengan penuh luka lebam.

Toni Manalu tewas di dianiaya 6 anggota POM TNI AL di Purwakarta, Jawa Barat.

Awalnya Toni Manalu dijemput pelaku di tempat pencucian mobil miliknya di Purwakarta 29 Mei 2021.

Setelah itu Toni Manalu tak diketahui lagi keberadaannya.

Tak kuncung ditemukan, Anggota keluarga Toni Manalu kemudian melapor ke Polres Purwakarta.

Hanya berselang satu hari, Polres Purwakarta berhasil mengungkap kasus penculikan yang dilaporkan keluarga Toni Manalu.

Seorang warga sipil ditangkap Polres Purwakarta, pada 15 Juni 2021.

Sedangkan enam anggota POM TNI AL yang jadi pelaku penganiayaan ditangkap Denpomal Bandung sebelum dijemput langsung oleh tim Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).

Baca juga: Megawati Sarankan Gunakan Cara Ini Jika Ingin Kalahkan KKB Papua

Baca juga: Busyro Muqoddas Terang-terangan Bicara Pelumpuhan KPK: Success Story yang Real dari Presiden Jokowi

Baca juga: Heboh Ketua DPRD Tolikara Disebut Ikut Danai KKB Papua, Sonny Wanimbo: Kenal Saja Saya Tidak!

Dalam wawancara dengan kompas.tv, ayah korban Jhoni Pandapotan Manalu mengaku salut pada Polres Purwakarta yang bisa mengungkap kasus penculikan anaknya dalam satu hari.

Akhirnya diketahui Toni Manalu sudah tewas dianiaya 6 pelaku dan mayatnya sempat disembunyikan

Jhoni Pandapotan Manalu yang turut mendampingi proses autopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta menyebut banyak luka lebam di tubuh jenazah sang anak.

Usai diautopsi keluarga korban akan membawa jenazah Toni Manalu ke rumah duka di Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Jawa Barat sebelum dimakamkan di pemakaman umum setempat.

KSAL Minta Maaf

Dalam konferensi pers, di Markas Pusat Polisi Militer (Puspomal), Jakarta, Jumat (18/6/2021), Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyampaikan permintaan maaf KSAL Laksama TNI Yudo Margono pada masyarakat dan terutama pada keluarga korban.

Laksamana Yudo Margono yang berpeluang jadi Panglima TNI.
Laksamana Yudo Margono. (Kompas.com/Hadi Maulana)

''Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sebagai pimpinan TNI AL menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat terkhusus keluarga korban,'' ujar Julius.

Julius mengatakan berkali-kali KSAL Laksamana TNI Yudo Margono meminta anggotanya untuk tidak menyakiti hati rakyat.

"Berkali-kali bapak KSAL menyampaikan, jangan pernah menyakiti hati rakyat. Dekatlah dengan rakyat, produktif dengan rakyat dan sebagainya," ucapnya.

Kadispenal Julius, menyebut bahwa pihak TNI AL sudah bersilaturahmi dengan keluarga korban pengeroyokan.

Namun Kadispenal mengatakan, proses hukum terhadap oknum TNI AL pelaku penganiayaan yang menyebabkan tewasnya warga sipil di Purwakarta tersebut, tetap akan tetap berlanjut.

"Jadi antara keluarga dengan TNI Angkatan Laut sudah melakukan silaturahmi yang cukup baik, tetapi proses hukum tetap kita lanjutkan, tidak ada tawar menawar," ucap Kadispenal.

Dalam kesempatan yang sama, Kadispenal juga menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam dari KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.

"Bapak KSAL secara pribadi menyampaikan rasa duka cita yang mendalam terhadap peristiwa ini. Kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Indonesia, kepada keluarga korban," ujarnya.

Kronologi Penculikan dan Penganiayaan

Komandan Puspomal Laksamana Muda TNI Nazali Lempo mengungkap kronologi penculikan dan penganiayaan dua warga Purwakarta yang mengakibatkan satu orang tewas.

Kejadian ini diawali aduan orangtua calon istri seorang oknum prajurit bertugas di Polisi Militer AL, yang kehilangan mobil.

Oknum tersebut melibatkan lima temannya di TNI AL yang pada waktu itu tengah berlatih sebagai atlet dayung di kawasan Purwakarta.

Tak berapa lama, pelaku berhasil ditemukan.

Enam anggota TNI AL tersebut membawa dua orang warga yang diduga pelaku pencurian mobil ke Wisma Atlet Purwakarta.

Komandan Puspomal Laksamana Muda TNI Nazali Lempo
Komandan Puspomal Laksamana Muda TNI Nazali Lempo

Dua warga tersebut kemudian mengaku telah menggelapkan mobil orangtua pacar salah satu oknum TNI tersebut, bahkan hingga menjualnya.

Menurut Nazali, anggotanya saat itu mungkin lepas kendali dan emosi saat interogasi, sehingga melakukan penganiayaan.

"Mungkin di luar kendali juga anggota kita mungkin lepas emosi, untuk menekan (warga) mungkin saat kejadian itu, sehingga terjadi tindakan yang di luar batas. Sehingga salah satu anggota masyarakat meninggal dunia,'' kata Nazali, dikutip dari KompasTV, Jumat.

Namun, oknum TNI malah menyembunyikan mayat warga dan tak melaporkan kejadian ke atasan.

Kemudian, akhirnya melaporkan kejadian itu sehingga terungkaplah kasus ini.

Saat akhirnya kasus diketahui, TNI AL langsung mengambil tindakan tegas dengan mencari dan mengamankan mayat warga, kemudian diambil visum di RSCM.

Visum diperlukan untuk mengajukan perkara.

Kasus ini ditangani di Puspom AL, dalam waktu lima hari akan dikirim ke Pengadilan Militer.

Nazali menungkapkan, keenam anggota TNI AL terbukti melanggar Pasal 351 KUHP dan Pasal 354 tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

"Itu nanti hukumannya maksimal 10 tahun, dan proses ini kita transparan," ujar Nazali.

"Sesuai arahan pimpinan TNI AL, sekecil apa pun pelanggaran yang dilakukan anggota akan ditindak tegas. Semua proses dan penyelidikan, rekonstruksi dan olah TKP sudah. Senin besok berkas akan diserahkan ke Pengadilan Militer," pungkas Nazali. (kompas.tv)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TONI Manalu Tewas Dianiaya 6 Oknum TNI AL, KSAL Meminta Maaf, 6 Pelaku Ditahan di Puspomal.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved