Berita Kota Jambi

Atlet Wushu Jambi yang Maju PON Papua Terkendala Lokasi Latihan dan Dana

Dikatakan Rudi, dalam persiapan para atlet, pihaknya saat ini sedang melaksnakan latihan yang berfokus untuk perbaikan teknik.

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/monang
Atlet Wushu Jambi yang Maju PON Papua Terkendala Lokasi Latihan dan Dana 

Atlet Wushu Jambi yang Maju PON Papua Terkendala Lokasi Latihan dan Dana

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Cabang olahraga (Cabor) Wushu merupakan satu di antara cabang olahraga yang ikut dalam pesta olahraga terbesar di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober mendatang.

Rudi, pelatih dari cabor Wushu ini mengatakan ada enam atlet yang berhasil lolos pada PON XX Papua. Atlet-atlet Wushu itu antara lain, atlet nomor Wushu Sanda, yaitu Friska kelas 48kg, Melisa 56kg, dan Teguh 70kg. Untuk nomor Wushu Taulo, ada tiga atlet, yakni Veren, Ananda, dan Fatima.

"Kami tidak memiliki tempat latihan permanen. Kami harus berpindah-pindah untuk latihan persiapan PON XX ini," ungkap Rudi, Jumat (11/6/2021).

"Sebelumnya, selama ini kami berlatih di gedung milik BNNP Provinsi Jambi. Karena saat ini sedang dilakukan renovasi, kami pun sempat pindah di GOR Kota Baru. Kemudian saat ini kami pindah lagi ke salah satu lapangan futsal di daerah Mayang," jelasnya.

Dikatakan Rudi, dalam persiapan para atlet, pihaknya saat ini sedang melaksnakan latihan yang berfokus untuk perbaikan teknik.

"Ini untuk melatih power, stamina, dan fisik. Yang pasti kami terus memotivasi atlet kami dan memberikan semangat agar dapat berjuang di PON Papua ini dan memberikan yang terbaik," ujarnya.

Ia mengatakan sebelum Pelatda dilaksanakan, dirinya dan para atlet tetap melaksanakan latihan secara mandiri sejak 2020 lalu.

"Kami masuk Pelatda mulai April kemarin," katanya.

Sementara itu ketika Tribun Jambi mencoba membahas perihal dana Pelatda, Rudi pun hanya bisa pasrah.

"Kalau bicarakan masalah finansial kami sudah pasrah. Kami tidak mau ambil pusing, agar ini juga tidak membuat fokus para atlet menjadi rusak dan terbebani," tutur Rudi.

Ia pun merasa dengan jumlah uang Rp 50 ribu per hari dan dipotong pajak, jumlah tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para atlet. Namun bagaimana pun, ia mengatakan uang tersebut tetap diambil agar menjadi penyemangat.

"Harapan kami seharusnya dananya disesuaikanlah dengan porsi latihan para atlet yang ada. Karena tanggungan para atlet ini cukup banyak, seperti vitamin, makanan bergizi, dan bahan bakar mereka menuju tempat latihan," jelasnya.

"Kemudian juga gara-gara PON ini banyak kawan-kawan atlet ini yang meninggalkan pekerjaannya dan berfokus latihan. Ya, kami harap pemerintah memperhatikan hal inilah," harapnya.

Friska, atlet Wushu dengan nomor Sanda pun turut menambahkan. Ia mengatakan saat ini dirinya terkendala di dana.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved