Sahabat Rasulullah
Umair bin Saad, Sahabat Nabi yang Telinganya Dipegang Rasulullah dan Disegani Umar bin Khattab
Dalam riwayat dikisahkan bahwa Umair bin Saad selalu berada di barisan terdepan dalam dua keadaan, yakni salat berjemaah dan peperangan.
Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
Dalam riwayat dikisahkan bahwa Umair bin Saad selalu berada di barisan terdepan dalam dua keadaan, yakni salat berjemaah dan peperangan.
TRIBUNJAMBI.COM - Rasulullah pernah memegang telinga Umair bin Saad dan bersabda di dekatnya.
Peristiwa ini kelak akan menjadi asbabun nuzul atau turunnya turun ayat 74 dari surah At Taubah.
Diriwayatkan ketika itu kerabat Umair bin Saad yakni Jullas bin Suwait bin Shamit menghina Rasulullah.
Di situlah Umair bin Saad membuktikan keislamannya.
Lalu keluarlah kalimat dari Umair yang kemudian dipuji oleh Rasulullah.
“Wahai Jullas, demi Allah, sesungguhnya engkau adalah orang yang paling aku cintai, orang yang paling baik di sisiku dan paling tidak aku sukai jika engkau mengalami sesuatu yang tidak kau sukai. Akan tetapi engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang andai disebarkan pastilah hal itu akan menyakitimu dan jika aku diamkan rusaklah agamaku. Sungguh hak agama itu lebih layak untuk dipenuhi dan aku harus menyampaikan yang kau katakan itu kepada Rasulullah.” Ujarnya.
Dari peristiwa inilah kemudian turun ayat 74 dari surah At Taubah.
Akhirnya Jullas bertobat dan mengakui salah. Ia kemudian menjadi muslim yang baik.
Dan dari sinilah kemudian Nabi Muhammad saw memegang telinga Umair bin Saad.
Rasulullah kemudian bersabda, “Wahai anak muda, telingamu telah memenuhi janji dan Tuhanmu telah membenarkanmu.”
Mengutip situs Kemenag, disebutkan bahwa Umair bin Saad adalah sahabat Nabi yang diangkat menjadi gubernur kota Homs Syiria pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab.
Umair bin Saad awalnya menolak dengan halus permintaan Umar tersebut.
Akan tetapi Umar bin Khattab telah mantap menjatuhkan pilihannya dan Umair bin Saad pun tak bisa menolaknya.
Di masa Umair jadi gubernur itulah, ia memberdayakan pajak, zakat untuk kepentingan rakyatnya. Khalifah Umar bin Khattab pun dibuat dan takjub serta segan kepada Umair bin Saad.
Kepemimpinan Umair bin Saad inilah yang mengilhami lahirnya kata mutiara Umar bin Khattab: "Islam tak akan ditolak selagi pemimpinnya tegas. Pemimpin tegas bukan dengan cara kekerasan, melainkan dengan cara menegakkan kebenaran dan keadilan."
Ayah Umair bin Saad ra adalah Saad yang merupakan sahabat Nabi yang turut dalam perang salah satunya perang Badar.
Baca juga: Apa Kabar Jozeph Paul Zhang Penista Agama yang Ngaku Nabi ke-26, Begini Kabar dari Polisi
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi Perindu Surga dan Syahid Serta Doa Meminta Mati Syahid
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Tajamnnya Ingatan Abu Hurairah, Hadis yang Ia Ucapkan Tak Berubah Satu Kata Pun
Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya menyebut, bahwa Umair bin Saad oleh sahabat dijuluki sebagai tokoh unik tiada duanya.
Selain zuhud ia dikenal sebagai sahabat Nabi yang memiliki kebesaran jiwa.
Dalam riwayat dikisahkan bahwa Umair bin Saad selalu berada di barisan terdepan dalam dua keadaan, yakni salat berjemaah dan peperangan.