Berita Internasional
Malaysia Naik Pitam Usai Jet Tempur China Terobos Wilayahnya, Namun Tiongkok Malah Salahkan AS
Malaysia melalui Kemenlunya mengatakan akan memanggil utusan China untuk menjelaskan "gangguan" mereka di langit Negeri Jiran.
TRIBUNJAMBI.COM - Malaysia kini sedang kesal dengan gangguan yang dibuat China di langit negaranya.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kementerian luar negeri Malaysia pada hari Selasa (1/2/2021).
Malaysia melalui Kemenlunya mengatakan akan memanggil utusan China untuk menjelaskan "gangguan" mereka di langit Negeri Jiran.
Reuters turut melaporkan bahwa pada Rabu, hal ini merupakan buntut dari 16 pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China yang dikirim ke wilayah udara Malaysia.

Angkatan udara Malaysia pun menyebut insiden itu sebagai "ancaman serius bagi kedaulatan nasional dan keselamatan penerbangan."
Namun, juru bicara dari Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada hari Rabu membantah akan tuduhan ini pada konferensi pers reguler.
Menanggapi bahwa Angkatan Udara China turut mengadakan operasi pelatihan rutin di Kepulauan Nansha Selatan di Laut China Selatan.
Melansir dari laporan media pemerintah China Global Times, Wang juga mengatakan pelatihan itu tidak menargetkan negara mana pun, dan Angkatan Udara China secara ketat mematuhi hukum internasional tanpa memasuki wilayah udara negara lain.
Menanggapi insiden itu, beberapa opini publik Barat turut mengambil kesempatan untuk menghebohkan bahkan membesar-besarkan apa yang disebut ancaman keamanan China.
Beijing juga menuding Barat mencoba memprovokasi perselisihan China-Malaysia.
Misalnya, seorang sarjana Barat memuji di Twitter bahwa ini merupakan"pratinjau tentang apa yang akan terjadi jika AS menarik diri dari Pasifik Barat."
China juga menilai, di kawasan Asia-Pasifik, tampaknya setiap masalah bilateral antara China dan negara lain pun akan diperbesar oleh AS. Ini kemudian akan menjadi alasan bagi Washington untuk memperkuat kehadiran militernya di kawasan itu.
Baca juga: Rencana Besar Amerika Hancurkan China Bocor, Padahal Sudah Siapkan Senjata Nuklir
Baca juga: Operasi Pengangkatan Kapal Selam KRI Nanggala-402 Diakhiri, Kerja Sama Dengan AL China Selesai
Baca juga: China Umumkan Penemuan Virus Flu Burung Jenis Baru H10N3, Ini Gejala yang Ditimbulkan
Pasukan Xi Jinping pun juga mengklaim bahwa 16 pesawat Angkatan Udara China juga mematuhi hukum internasional dan pelatihan penerbangan rutin tidak ada hubungannya dengan "gangguan."
"Meskipun China dan Malaysia memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih, perselisihan ini berada dalam lingkup hubungan bilateral kedua negara," lapor Global Times.
"Mereka seharusnya tidak dibesar-besarkan. Mereka yang membuat sensasi masalah ini jelas sedang mencari alasan untuk mengganggu situasi regional dan memperluas kehadiran militer AS."
Layanan berita yang juga didanai pemerintah AS Radio Free Asia mengutip bahwa Collin Koh, seorang analis keamanan maritim yang berbasis di Singapura, turut mengkritik tindakan angkatan udara China "tidak hanya intimidasi terang-terangan terhadap Malaysia, tetapi juga predator dan oportunistik."
"Tuduhan seperti itu sama sekali tidak berdasar," tulis dari media China.
China juga menilai, hubungan China-Malaysia selalu dalam keadaan yang relatif baik dan stabil.
Misalnya, pada 21 Mei, Perdana Menteri China Li Keqiang turut mengadakan konferensi video dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.
Selama konferensi berlangsung, mereka juga bertukar pandangan mendalam tentang hubungan dan kerja sama Tiongkok-Malaysia, serta kerja sama internasional dalam perang melawan COVID-19.
"Tidak ada "intimidasi" antara China dan Malaysia. Kami percaya insiden ini pada akhirnya akan diselesaikan secara damai melalui cara-cara diplomatik."
"Namun, beberapa media dari AS dan negara-negara Barat lainnya telah menghipnotis apa yang disebut teori ancaman China mengenai insiden ini. Jelas, niat mereka yang sebenarnya adalah untuk menarik garis pemisah antara China dan Malaysia dan terus merusak perdamaian dan stabilitas regional."
AS juga mengklaim sebagai kekuatan dari pentingnya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.
Namun tidak setiap negara regional menginginkan Washington untuk meningkatkan kehadiran militernya.
Baca juga: Daftar 6 Wisata Kolam Renang di Jambi, Berenang di Akhir Pekan Bersama Keluarga
Baca juga: NASIB Nikita Mirzani yang Derita Penyakit Serius, Sampai Menggigil dan Menangis Kala Jalani Syuting
Baca juga: Kementrian yang Dipimpin Prabowo Subianto Disebut Ingin Utang Rp1.700 Triliun Demi Belanja Alutsista
Faktanya, ujar China, AS adalah salah satu alasan mengapa ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat, karena Washington mempromosikan apa yang disebut kebebasan navigasi di kawasan itu dan terus-menerus melakukan latihan militer dengan sekutunya.
AS merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan kawasan Asia-Pasifik, bukan China, ujar Beijing.
"Ini bertentangan dengan apa yang digembar-gemborkan oleh beberapa opini publik Barat."
"China tidak pernah menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang negara lain. Memang, China memperkuat militernya hanya untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas, dan negara-negara seperti AS perlu membiasakan diri dengan kekuatan militer China yang semakin besar."
China juga dengan tegas menyebut bahwa media Barat telah mengobarkan sentimen anti-China dan berspekulasi tentang apa yang disebut teori ancaman China.
Menurut mereka, dengan menyamarkan Washington sebagai pembela keamanan regional, media di Barat secara terang-terangan berusaha membuat negara-negara ini sepenuhnya condong ke arah Washington.
"Tapi ini hanya ilusi. Hal ini bertentangan dengan realitas politik internasional saat ini."
Keterangan China, mereka juga perlu memperkuat kerja sama dengan negara-negara kawasan, termasuk Malaysia.
Ini juga perlu meningkatkan pertukaran militer dan rasa saling percaya antara Beijing dan Kuala Lumpur.
"Ini akan mencegah agitasi AS mempengaruhi hubungan bilateral antara keduanya," lapor Global Times.
(*)
Baca juga: Rahasia Penyajian Cepat Ala Mie Kangkung Asparagus Milik Bang Iskandar
Baca juga: Pilgub Jambi Usai, Saatnya Bersama Membangun Jambi
Baca juga: Peringatan Dini dari BMKG untuk Besok, 17 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Berita lainnya seputar Malaysia
SUMBER: SOSOK.ID